Pendidikan merupakan senjata utama bagi sebuah negara agar memiliki kemajuan yang pesat.
Negara maju berlomba lomba untuk memperbaiki kualitas pendidikan mulai dari sistem hingga fasilitas penunjang.
Di Indonesia masih banyak ruang pendidikan yang masuk kategori tidak layak tetapi dipaksa terus beroperasi.
Bagaimana Akan Teruwujud Bojonegoro Makmur dan Membanggakan Jikalau Ruang Kelas Pendidikan Kita Kayak Ruangan Hantu.
Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah ( APBD) Kabupaten Bojonegoro sangat besar di Provinsi Jawa Timur mencapai 7,4 Triliun bahkan hampi Rp. 8 Triliun.
Namun besarnya anggaran tersebut sangat kontra realita jikalau dilihat kondisi ruang kelas pendidikan Sekolah Dasar kita di Kota Migas nama lain dari Kabupaten Bojonegoro.
Pada awal bulan Juni secara kebetulan kami mengamati kondisi infrastrutur pendidikan Dasar di Kecamatan Sugiwaras Kabupaten Bojonegoro.
Berdasarkan hasil pengamatan setidaknya ada 2 Sekolah Dasar Negeri ( SDN) rusak berat, tepatnya di SDN 2 Alasgung, dan SDN Jati Tengah.
Kepala Sekolah dan guru SDN setempat mengaku setiap tahunnya mengajukan proposal untuk renovasi ruang kelas dan ruangan perpustakaan, namun sampai detik ini pemerintah Kabupaten khususnya Dinas pendidikan masih belum menanggapi, pernyataan ini disampaikan oleh salah satu narasumber yang enggan untuk disebut namanya.
Jikalau dikolaborasikan dengan Hastag Bupati Bojonegoro ( Makmur dan Membaggakan) tentunya hal ini sangat kontradiktif, kenapa demikian karena pendidikan yang merupakan sarana awal bagi masyarakat untuk meningkat kualitas SDM masih cukup meresahkan.
Penulis meyakini banyak sarana pendidikan kita dikabupaten tercinta ini butuh perhatian khusus, tentu demi kenyamanan dan keamanan untuk belajar mengajar
Yayasan Suara Petani Indonesia Cabang Bojonegoro memberikan perhatian khusus terhadap kondisi Infrastruktur pendidikan karena memiliki peran penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Diawal pemerintahan Bupati Setyo Wahono setidaknya selain Fokus mengentas kemiskinan melalui program Gayatri, pendidikan juga harus diutamakan.
Jika bicara sektor pertanian Paling tidak anak petani di Kabupaten Bojonegoro mengenyam pendidikan minimal sampai sekolah menengah atas.
Jangan sampai ada satupun anak petani tidak mau sekolah karena ruang kelas mereka rusak dan lain sebagainya, oleh karena itu Yayasan Suara Petani Indonesia mendorong Dinas Pendidikan untuk sidak ke sekolah sekolah supaya tahu secara langsung kondisi pendidikan kita.
Penulis
SAHDAN
Ketua Yayasan Suara Petani Indonesia Cabang Bojonegoro