Mahalnya dunia pendidikan membuat peluang orang miskin semakin hilang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki kualitas hidupnya.
Karena hanya melalui pendidikan seseorang bisa mencapai cita cita yang diinginkan dengan wawasan serta pemikiran yang lahir sejak bangku sekolah.
Tetapi kali ini bencana pendidikan menghantam mahasiswa karenamereka dicekik oleh biaya UKT yang mahal dan sangat sulit dijangkau.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritisi biaya pendidikan seiring melonjaknya uang kuliah tunggal (UKT) di Indonesia.
Megawati menilai pendidikan seharusnya berbiaya murah bagi semua masyarakat, sebagai untuk regenerasi bangsa Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Megawati saat pidato politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5).
“Urusan pendidikan sekarang saya aja ngelihat korannya aja pusing. Kenapa sih? Nggak ada apa hitungan bahwa kalau untuk anak-anak yang tidak berpunya, negara itu harus membiayai? Kenapa sih kok kayak nggak ada? Semuanya dimahalkan anak-anak kita yang akan menggantikan kita, terjadi regenerasi,” ucap Megawati.
Megawati meminta seluruh kadernya untuk bergerak cepat. Dia menekankan, PDIP berjuang demi kepentingan dan kedaulatan rakyat Indonesia, termasuk di bidang pendidikan.
“Masak enggak terbakar ya? Kalau ngomong kayak gini ini kayaknya hanya halah ibu ngomong begitu doang, nggak ada namanya gerak di dalam jiwa kita bahwa itulah sebetulnya anugerah dari Allah subhanahu wa ta’ala, bahwa kita telah menjadi insan manusia warga negara dari sebuah negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat,” tegas Megawati.
“Mengapa saya selalu marah untuk PDI Perjuangan agar menjadi partai pelopor? Karena saya berkeinginan sepanjang Indonesia Raya ini ada yang telah diserahkan oleh para pendiri bangsa kepada kita, kita pun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan tetap ada untuk bisa juga abadi seperti negara Republik Indonesia yang kita cintai,” ucapnya lagi.