Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di Masyarakat.
Namun kali ini pemerintah mengatasi permasalahan kekurangan air dengan melakukan modifikasi Cuaca.
Langkah ini sebagai antisipasi bagi para petani agar bisa melakukan tanam meskipun berada dalam kemarau panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kementerian PUPR bekerja sama dengan BMKG , Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU melakukan Modifikasi Cuaca.
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan bulan Juni ini untuk mengisi 43 bendungan di Pulau Jawa.
Bendungan di Pulau Jawa mengalami penurunan daya tampung akibat El Nino.
Akibat El Nino volume tampungan bendungan di Pulau Jawa berkurang 19%, sebesar 981,5 juta meter kubik air.
Pelaksanaan TMC terbagi menjadi tiga posko, yakni Posko 2 di Bandung untuk 8 bendungan, Posko 3 di Solo untuk 23 bendungan dan Posko 4 di Malang untuk 12 bendungan.
“Teknologi modifikasi cuaca yang sering dilakukan oleh BMKG bertujuan mengisi bendungan dan mengurangi risiko hujan atau banjir.
Dengan teknologi modifikasi cuaca bisa memonitor berapa kubik air yang kita dapat,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, Sabtu (8/6/2024).
“Salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari penurunan volume air ini. Yakni berkurangnya pasokan air untuk irigasi.” ujar Menteri Basuki.
Melalui TMC ini diharapkan dapat mengatasi defisit volume tampungan dan memastikan ketersediaan air selama Masa Tanam dua.
Sehingga petani tetap bisa panen dan rencana layanan irigasi untuk Masa Tanam tiga dapat ditingkatkan.
TMC direncanakan dilakukan dengan 1-3 sorti (penerbangan) per hari, menggunakan 800 kg garam food grade.
Dalam setiap penyemaian, garam food grade digunakan agar tidak mencemari lingkungan.
“TMC merupakan upaya Ditjen Sumber Daya Air (SDA) untuk mitigasi dampak musim kemarau.
Yang merupakan bagian pengelolaan SDA.” Kata Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA, Adek Rizaldi.
Kegiatan TMC telah dilaksanakan pada 1-5 Juni 2024 dengan hasil terjadi hujan di sekitar 22 Bendungan. Dari target 43 Bendungan.
Tahapan pelaksanaan TMC BMKG menyediakan informasi prediksi potensi awan di Pulau Jawa yang berpotensi menimbulkan hujan.
Ditjen SDA mengidentifikasi bendungan yang memerlukan tambahan air, BRIN menganalisis kebutuhan bahan penyemaian dan merencanakan penerbangan.
Bersama TNI-AU melaksanakan proses penyemaian awan. Setelah penyemaian, BMKG dan BRIN memantau hasil dan terjadinya hujan.
Ditjen SDA kemudian memonitor curah hujan, tinggi muka air waduk, volume tampungan, inflow, dan outflow selama 24 jam.
Serta menganalisis tambahan air dan potensi layanan dengan volume efektif terkini, terakhir evaluasi pelaksanaan TMC setiap harinya.