Organisasi menjadi sebuah wadah untuk berekspresi serta mengabdi kepada masyarakat luas.
Dengan mengikuti organisasi maka masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah.
Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia optimistis Fatayat NU Jawa Timur bisa sukses di tengah perkembangan dan tantangan global.
“Jadilah game changer yang memberikan inspirasi, inovasi dan selalu membangun kolaborasi dan sinergi.
Kami yakin Fatayat NU bisa sukses di tengah perkembangan dan tantangan global,”
Pernyataan itu disampaikan Khofifah saat hadir sebagai pemateri dalam acara Konferwil XVI PW Fatayat NU, seperti keterangan diterima di Surabaya, Sabtu.
Menurutnya, intermediasi antara Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dengan Muslimat adalah Fatayat.
“Yang saya pesankan adalah pentingnya mereka mendorong seluruh inovasi dan kreativitas.
Sehingga apa yang menjadi hambatan dan kendala saat berlangsungnya kegiatan dan berorganisasi bisa diatasi bersama,” katanya.
Untuk mencapai tujuan di atas, Khofifah mendorong Fatayat NU membentuk super team.
Terutama untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan, penuh dengan ketidakpastian.
Maka memiliki tim yang kuat dan solid akan menjadi modal utama untuk keluar sebagai pemenang dan menjadi sukses.
“Super team ini penting. Karena sukses itu tidak bisa dicapai dengan kerja individual, kerja sendiri-sendiri.
Kesuksesan itu bisa dicapai jika ada sinergi ada kolaborasi antara satu dengan yang lain, antara organisasi satu dengan yang lain, dan juga antara satu Lembaga dengan yang lain,” kata Khofifah.
Khofifah juga menegaskan dalam diri setiap Fatayat NU harus memiliki jiwa-jiwa pemimpin.
Tak cukup hanya pemimpin biasa, melainkan pemimpin pemungkin atau enabler leader.
Pemimpin yang selalu memiliki solusi di tengah ketidakmungkinan kondisi sosial masyarakat.
Dengan kapasitas enabler leader, maka kendala yang dihadapi akan bisa ditemukan solusinya.
“Saya mendorong juga anggota Fatayat NU untuk menjadi enabler leader.
Di tengah hambatan dan tantangan, dengan sosok pemimpin yang enabler leader.
Mereka akan bertemu dengan opportunity, peluang-peluang, yang memungkinkan mereka untuk bergerak dan memberi solusi,” kata Khofifah yang kini juga menjabat sebagai Ketua PBNU.
Tidak hanya di internal Fatayat saja tapi juga pada layanan-layanan di lingkungan Fatayat NU.