Merantau merupakan budaya dari salah satu suku yang ada di Indonesia salah satunya yakni Madura.
Kondisi tersebut sesuai dengan situasi saat ini yang menjadikan masyarakat Madura tersebar dimana mana.
Perjalanan merantau masyarakat Madura dapat dikaji dari zaman sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang.
Pada zaman dahulu Mereka mulai berlayar ke Jawa pada awal musim kemarau dan kembali lagi pada awal penghujan.
Seiring perjalanan waktu banyak masyarakat yang telah kembali ke kampung pada akhir bulan Ramadan alias mudik.
“Faktor utama yang menjadi motivasi orang Madura merantau karena tanah pertanian yang kurang subur dan jarangnya makanan di Madura.
Kepadatan penduduknya lebih tinggi dibandingkan luas lahan pertanian yang ada,” tulis Kuntowujoyo dalam bukunya.
Salah satu referensi menunjukkan, jumlah keberangkatan dan kedatangan para perantau Madura hampir seimbang.
Tercatat Pada 1917, total penduduk Madura yang berangkat sebanyak 255 ribu orang dan yang kembali kurang lebih 261 ribu orang.
Meskipun satu suku, perantau di tiap kabupaten punya karakteristik berbeda sehingga hal ini menarik untuk diamati.
Para perantau dari Bangkalan umumnya laki-laki, belum menikah, tidak punya anak dan tidak punya tanah garapan.
Sedangkan perantau yang berasal dari Sumenep sebagian telah berkeluarga dan merantau karena ada relasi keluarga.
Menurut Kuntowijoyo, Jumlah masyarakat perantau dari Madura terus meningkat drastis dalam setiap tahunnya.
Pada 1930, Belanda mencatat total migrasi etnis Madura- termasuk wilayah kepulauan di Sumenep- mencapai 4,2 juta jiwa.
Dengan catatan sebanyak 1,9 juta tinggal di Madura, sedang 2,3 juta atau 55 persennya menetap di Jawa.
Pada tahun itu banyak orang Madura menjadi penduduk mayoritas pada sejumlah keresidenan di Jawa Timur.
Keberadaan mereka menciptakan pengaruh sehingga kental dengan adat madura, misalnya di Kraksan 83 persen penduduknya orang Madura.
Penyebaran di Probolinggo orang Madura berjumlah 72 persen. Di Jember mencapai 61 persen. Di Pasuruan 45 persen dan di Malang dan Bangil masing-masing 12 Persen.
Saat ini wilayah merantau orang Madura tidak hanya Jawa saja, tetapi telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesa bahkan sampai manca negara.