Banyak faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar 5,17%.
Selain ditentukan oleh peran pemerintah juga ditentukan oleh perputaran ekonomi di tingkat masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
konsumsi pemerintah ditopang oleh kinerja belanja pegawai dalam APBN yang sangat kuat.
Tidak heran jika hal tersebut disebutkan menjadi salah satu faktor yang mendukung kuatnya pertumbuhan ini.
Juga melalui kenaikan gaji ASN dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dengan tunjangan kinerja 100% pada triwulan I-2024.
Tingkat belanja barang dan belanja sosial yang merupakan bagian dari PKP juga mengalami peningkatan.
Tercatat bahwa PKP menyumbang 1,1% terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 terbesar ketiga.
Posisinya berada dibawah konsumsi masyarakat dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Bergeraknya faktor penunjang diberbagai bisnis mengakibatkan pertumbuhan PMTB atau investasi tercatat sebesar 3,8% (yoy).
Dia juga menjelaskan bahwa Aktivitas belanja modal pemerintah terkait infrastruktur menurut Sri Mulyani turut mendorong aktivitas investasi bangunan.
Kinerja investasi sektor swasta berperan dan terbaca melalui gambar dari realisasi Penanaman Modal Asing.
Disatu sisi Penanaman Modal Dalam Negeri kuartal I tumbuh tinggi 22,1% (yoy) dengan sebaran investasi antara Jawa dan Luar Jawa yang berimbang.
“Keberlanjutan hilirisasi SDA semakin meningkat, kinerja ekonomi makro sangat baik, dan stabilitas sosial politik menjaga daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi,” ucapnya.
Namun Sri Mulyani kembali mengingatkan, tren perlambatan ekonomi global yang mempengaruhi kinerja ekspor dan impor Indonesia.
Hal tersebut dirasa penting karena menjadi bagian dari komponen pendorong pertumbuhan ekonomi.
Kuartal I-2024, ekspor riil masih tumbuh sebesar 0,5% (yoy) karena ditopang oleh peningkatan ekspor jasa.
Pekerjaan sektor jasa tumbuh seiring dengan kuatnya arus kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Tidak kalah saing, volume ekspor produk utama seperti besi baja dan bahan bakar mineral tetap kuat.
Tertulis dengan jelas jika masing-masing tumbuh sebesar 35,8% dan 5,4% (yoy) pada kuartal I-2024.
Kondisi yang agak kecil dialami oleh impor riil juga tumbuh 1,8% (yoy) pada kuartal I-2024.
Jika ditotal Secara keseluruhan maka kontribusi net ekspor (ekspor – impor) terhadap pertumbuhan mengalami kontraksi sebesar 0,2%.