Ketiadaan beberapa orang ahli pemikiran menandakan kemunduran satu negeri. Tentu banyak hal yang hilang dari bangsa tersebut, seperti budaya, kemampuan kreatif, analisa rendah diri terhadap orang asing memanjakan budaya pihak luar bahkan menjadikan mereka sebagai bagian diri kita. Disinilah penaklukan telah berjalan tanpa disadari meskipun tak terasa tapi nyata.
Ketergantungan pada segala bentuk kehidupan sangat besar. Munculnya ahli pemikir pasti membuat rangsangan kehendak atau keinginan bergelut dengan literasi sangat besar, tentunya hal ini akibat efek dari berkembangnya informasi lewat pembicaraan, diskusi, seminar, diliput media massa, media sosial, yang berisi tentang isi buku dan menyebarkan nya sehingga menarik peminat lain berinteraksi.
Hal Ini akan memancing masyarakat dan melibatkan diri bereaksi bersama bacaan sehingga memunculkan tesis, antitesis, melahirkan dan berkembang tesis baru. Meliputi Ranah pemikiran, literasi diskusi, tulis menulis hadir ditengah tengah rakyat.
Di pihak lain, keberadaan budaya asli daerah daerah meleburkan diri menjadi ke Indonesian, baik disadari dan tidak, itu terjadi dengan sangat baik.
Keberadaan seorang ahli pikir bukanlah enteng tetapi diperlukan juga sistem pendidikan terasah literasi, menulis, diskusi, ditambah kebebasan berpikir yang dijamin oleh pemerintah.
Khususnya kaum elit dan politisi wajib mencerdaskan diri supaya memahami serta mengerti kondisi rakyat, juga tidak hanya mendengar dan mendatangi tapi menyelesaikan permasalahan secara keseluruhan menggunakan analisa dengan akal kelogisan otak yang tersangkut dikepala.
Hadirnya seorang pemikir sangat diperlukan di bangsa Indonesia ini, sebab mempertahankan kebudayaan juga merangsang rakyat agar terlibat pada wilayah literasi, tulis menulis, diskusi terkhusus, partai politik yang wajib memilih anggota berdasarkan pada kemampuan berpikir, bukan kedekatan dan uang tetapi pembinaan untuk menjadi elit – politisi berasal dari sini.
Seorang ahli pemikir, diperlukan sampai kapanpun oleh satu bangsa. Mungkinkah tercapai pada negeri Nusantara ini? Wallahu’alam.
Saat ini Elit – Politisi masih hidup dikebudayaan lama, sementara kebijakan pendidikan dan kebebasan berada ditangan mereka.
Akankah bisa keluar dari alam tersebut? Tidak, sebab kebudayaan lama telah mendarah daging dan menjadi tradisi elit. Bergeraklah rakyat rengkuhlah literasi.