Perjalanan hidup FranzMagnis Suseno sangat menarik untuk diikuti karena memberikan banyak pembelajaran.
Bukan hanya bagi mahasiswa atau kaum terpelajar saja namun pemikirannya mampu merasuki otak politisi dan petinggi negeri.
Salah satunya tentang kritik keras dalam sidang MK, padahal Franz Magnis Suseno pernah mendapatkan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Joko Widodo pada 2015.
Penghargaan tersebut diberikan atas kerja dan pemikirannya selama ini dalam segi pluralisme dan kemanusiaan di Indonesia.
Romo Magnis merasa sangat dihormati ketika mengetahui akan diberi penghargaan oleh Presiden Jokowi.
Namun disatu sisi dia menyadari jika sering mengkritik pemerintah melalui tulisan-tulisannya di media massa.
Sebelumnya menerima penghargaan itu dia mengaku pernah menolak hal serupa yang diberikan Bakrie Award.
Karena penghargaan itu dibiayai oleh perusahaan Grup Bakrie tidak memenuhi kewajiban terhadap korban di lumpur di Sidoarjo.
Meskipun mendapatkan penghargaan tersebut, Romo Magnis mengatakan dirinya akan tetap kritis terhadap pemerintah.
Menurut Romo kritis pada lingkungan sosial dan kebijakan pemerintah merupakan bentuk kepedulian pada bangsa dan negara Indonesia.
Paradigma Romo Magnis dalam Sidang MK
Pada saat sidang di MK Romo Magnis banyak memaparkan persoalan etika seorang presiden waktu itu.
Salah satu pernyataan yang menjadi sorotan ketika dia menyebut presiden yang tidak ubahnya seperti pemimpin organisasi mafia.
Apabila dia menggunakan kekuasaannya hanya untuk memberikan keuntungan pihak-pihak tertentu.
Romo juga mengatakan perilaku presiden yang membagi-bagikan bantuan sosial (bansos) demi memenangkan pasangan calon tertentu, mirip pegawai yang diam-diam mencuri uang dari kas toko.
Karena Bansos bukan milik presiden, tetapi milik bangsa Indonesia yang pembagiannya menjadi tanggung jawab kementerian yang bersangkutan dan ada aturan dalam pembagiannya.
Presiden seharusnya menjadi pemimpin seluruh rakyat dan bertanggung jawab terhadap keselamatan bangsa.
Sehingga dia tidak boleh menggunakan kekuasaan demi mendapat keuntungan pribadi dan keluarganya.
Menurut Romo sikap pemerintah yang menguntungkan kepentingannya sendiri dapat menyebabkan situasi tidak aman.
Romo Magnis mengutip filsuf Immanuel Kant yang menuliskan bahwa masyarakat akan menaati pemerintah apabila pemerintah bertindak atas dasar hukum yang berlaku.
Tetapi apabila penguasa bertindak tidak atas dasar hukum dan tidak demi kepentingan seluruh masyarakat.
Apalagi memakai kuasanya untuk menguntungkan kelompok, kawan, keluarganya sendiri, maka motivasi masyarakat untuk menaati hukum akan hilang
“Akibatnya, hukum dalam masyarakat tidak lagi aman, negara hukum akan merosot menjadi negara kekuasaan dan mirip dengan wilayah kekuasaan mafia,” ucap Romo di MK.
Pernyataan berani dari Romo Magnis di hadapan sidang MK sempat menghebohkan masyarakat melalui media sosial.