SEJARAH Menyatakan Bahwa NILAI Fundamental Kemanusiaan berupa KEADILAN tidak bisa dimanifestasikan lagi .
Peringatan Historis ini adalah Mutlak
MONOLOG…….
Manifestasi Keadilan telah terjadi didalam Sejarah berupa Tragedi Kemanusiaan yang tak terelakkan
Dia adalah simbol perlawanan kolektif Kronik.
KEADILAN Telah Gagal Hadir didalam Sejarah.
KEADILAN telah menjadi Hantu Sosial berupa Dambaan yang tidak kunjung Tiba .
KEADILAN Telah menjadi Debu Debu, serpihan serpihan Serta Patahan patahan sejarah yang TRAGIS
PROLOG……
RASIO HISTORIS Melihat Potret SOKRATES sedang Jabat tangan dengan PLATO
Dan PLATO Menyatakan: Sang Martir Kebijaksanaan Telah Dihantam BAJA TIRANI
TRAGEDI Filosofis telah terjadi didalam Sejarah dan Goresannya Terpatri di setiap Anak anak manusia yg mencintai Kebijaksanaan dan Keadilan
RASIO HISTORIS Mengetahui bahwa Jalan sejarah itu adalah Transhistorisitas yang dilintasi oleh Kehendak BERKUASA dari Aktor Sejarah yang menamakan dirinya sendiri sebagai Ekspresi Niscaya dari Sejarah
Dan dari arah yang berlawanan melintas Juga Kehendak BERKUASA Kolektif dengan Panji Panji Kebenaran dan Keadilan.
RASIO HISTORIS Menyaksikan Benturan benturan Idiologis Keduanya Disepanjang jalan sejarah Kemanusiaan.
Apakah Sejarah itu adalah Ke- Manusiaan itu sendiri
Apakah Sejarah itu adalah Aktor Sejarah itu sendiri
Ataukah Sejarah itu adalah TRAGEDI demi TRAGEDI yang merupakan Tuntutan tuntutan Kebenaran dan Keadilan..?
TIDAK…….
EPHYLOG….
KEPADA Hukum Rasional Sejarah Saja
KEADILAN itu Bersandar
KEPADA HUKUM RASIONAL PERUBAHAN , Segala Akar idiologi itu Bermanifestasi.
KEPADA HUKUM RASIONAL PERALIHAN KEKUASAAN itu Menyerah tanpa syarat.
Hanya sekali didalam sejarah Suatu Bangsa itu BESAR
Hanya sekali didalam sejarah seseorang itu Berkuasa
Hanya sekali didalam sejarah Suatu Negara itu Unggul
Ketiganya tidak terulang lagi
Apakah Rasialisme itu Ada?? Jawabnya ADA
Apakah faham rasialisme itu saat ini masih ada??? Jawabnya masih Ada
Siapakah dia??? Dia adalah Ras unggul
Dimana dia??? Dia ada dimana mana
Apakah Rasialisme itu bertentangan dengan Kemanusiaan??? Jawaban TIDAK
Mengapa demikian???? Karena kemanusiaan itu hanyalah konsep konsep tentang esensi manusia yang masih berupa tuntutan dan lebih kepada sekadar himbauan
Contoh tentang Keadilan
_Kebebasan_
_Kesejahteraan_
_Kesetaraan_
_Persaudaraan_
_Dsb_
Itu hanyalah sebuah ILUSI
Dan kepada siapa tuntutan kemanusiaan itu disampaikan???
Ya kepada negara
Mengapa untaian untaian tuntutan itu tidak kunjung tiba???
Karena kemanusiaan itu bersifat abstrak
Karena keabstrakannya itu membuat tidak bisa dipenuhi
Kemudian daripada itu apakah gunanya Hukum??
Hukum tidak berguna bagi Ras unggul, karena Para Ras unggul itu ( di Superman) tidak membutuhkan hukum , hukum hanya berlaku bagi pendamba yakni mereka yang Gandrung dengan kemanusiaan
Mengapa???? Karena mereka Para pendamba kemanusiaan itu adalah orang yang termarjinalkan
Contoh konkretnya adalah Rakyat
Rakyatlah yang membutuhkan perlindungan yang membutuhkan keadilan yang membutuhkan kesejahteraan sedangkan para Rasis tidak.
Mengapa karena Para RASIS telah BERKUASA penuh akan Dunia
Yang dikuasai adalah Politik, ekonomi dan teknologi
Dengan semboyan Gold Gospel War Glory and victory
Inilah Realistis konkret dari keberadaan manusia yang tinggal di muka bumi
Ada sebuah kata kata ontologis sebagai semboyan didalam memperjuangkan tercapainya kekuasaan sampai kepada Genggaman, yaitu : Gold’ Gospel Glory and victory dan didalamnya ialah War. Disini mengandung Suatu tahapan tahapan yang integral. Gold adalah kekuatan finansial , Gospel adalah kekuatan kewibawaan yang didalamnya adalah Moral dan spiritual, Glory adalah kejayaan yang didalamnya terkandung Kekuatan, Victory adalah kemenangan yang didalamnya terkandung Keutamaan sebagai figur yang tangguh dan dalam rangka itu semuanya diperlukan War yang berarti Peperangan, didalam filosofi demokrasi elektoral tindakan tindakan nyata didalam mengalahkan pesaing dengan strategi yang RIIL, kemenangan tidak tiba-tiba Turun dari langit melainkan dengan bertindak cepat tepat dapat dari Gool, kemenangan hanya datang kepada orang yang berjuang sungguh didalam untuk mendapatkan kemenangan itu, kemenangan tidak datang kepada orang yang takut, orang yang cemas maupun orang yang ragu, terus teruslah bertindak utk menang. Yang menang hidup, yang kalah akan terpinggirkan dan menjadi endapan endapan yang kronis. JANGAN KALAH
“Selama kapitalisme dalam segala bentuknya belum lenyap dari bumi Indonesia, berarti revolusi belum selesai”
~Soekarno
**KEKUASAAN**
Suksesnya dekonstruksi sosial telah konkret dalam kehidupan sosial manusia di muka bumi dalam skala global. Inilah manifestasi dari kekuatan kekuasaan yang mendistorsi ruang-ruang sosial dengan hukum-hukum rasional perubahan yang berwujud kesewenang-wenangan. Meskipun terdapat riak-riak kecil yang menentang, kekuatan kekuasaan tetap tidak terpengaruh, baik dalam bentuk peryataan sikap tidak setuju, demonstrasi besar-besaran, maupun protes tragis. Hal ini terjadi karena ideologi yang dianut oleh hampir seluruh rezim di dunia. Eksploitasi terhadap sumber daya manusia dan eksplorasi terhadap sumber daya alam akan terus dilakukan oleh rezim dengan melibatkan organisasi sosial maupun keagamaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar kekuasaan semakin kokoh dan kuat.
Kekuatan kekuasaan saat ini tidak lagi ditentukan oleh esensi fundamental seperti kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan, tetapi oleh seberapa besar kekayaan yang terhimpun. Penumpukan kekayaan inilah yang dinamakan situasi batas sosial politik dan sosial ekonomi yang digunakan untuk melanjutkan kehidupan kekuasaannya. Bagi yang ingin melanjutkan kehidupan sosialnya, struktur sosial yang rentan terhadap perubahan harus menjadi penopang kekuasaan. Jika melakukan perlawanan, dapat dipastikan mereka akan kalah dan tersingkir dari pergaulan sosial, kemudian teralienasi, termarginalkan, dan menjadi endapan struktur yang tragis. Inilah situasi batas sosial politik dan sosial ekonomi yang sedang terjadi di dunia saat ini yang berakibat timbulnya krisis multidimensi.
Adakah kelanjutan dari situasi batas sosial politik dan sosial ekonomi ini? Ada, tetapi dibutuhkan suatu kekuatan yang memenuhi persyaratan esensial dan ekstensial yang otentik. Apa itu? Dia adalah perlawanan rakyat yang konkret. Revolusi Prancis adalah contoh dalam sejarah kekuasaan sebagai bentuk perlawanan rakyat yang konkret dengan dipancungnya Raja Prancis Louis ke-14. Dari sini, mata dunia terbelalak dan pikiran manusia menyadari bahwa kepala raja yang dipenggal oleh rakyatnya bukanlah hal yang tidak mungkin, melainkan terbukti terjadi dalam sejarah kekuasaan.
Virus mental yang bernama “sakral” adalah musuh utama kesadaran manusia. Musuh kedua adalah semboyan “perjuangan, pengorbanan, pengabdian” yang menjadi jati diri manusia dalam rangka pembentukan identitas, integritas, dan loyalitas, yang pada akhirnya adalah untuk menyokong kelanggengan kekuasaan. Karena kekuasaan semakin besar beban moneter dan finansialnya, maka kekuasaan menjalankan strategi nasional di seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menggunakan instrumen kekuasaan untuk mengumpulkan segala sesuatu yang bersifat penguatan konstruksi dan strukturnya dengan mengekspolitasi sumber daya manusia dan alam semaksimal mungkin dengan memberikan ruang yang semakin luas terhadap tumbuh dan berkembangnya produksi dan distribusi.
Bagi para pemula yang sedang gandrung dengan kemanusiaan, tindakan-tindakan radikal dari kekuasaan dianggap menghina kemanusiaan dan keadilan. Namun, mereka hanya dibalas dengan senyuman kecil yang sinis. Kekuasaan, dengan gemblengan puluhan tahun, hanya berkata: “Hai rakyatku semuanya, kalian sebenarnya lebih beruntung berada dalam kekuasaan bangsa sendiri daripada berada dalam kekuasaan bangsa lain. Kalian semuanya tentu merasakan bahwa kami selalu memberimu keberuntungan dengan aman tenteram menjalani hidup di negaramu sendiri ini. Teruslah bekerja dalam rangka kesejahteraan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.”
Hemmm… ironis dan ironis. Di sebuah negara yang terkaya di muka bumi ini, ternyata rakyatnya masih banyak yang miskin dan menderita.
**Inilah ilustrasi itu:**
Ada sebuah negeri yang dingin, tidak terlalu panas
Suatu negeri yang tidak kekurangan sandang, pangan, dan papan
Suatu negeri yang kaya raya
Suatu negeri dambaan segala bangsa
Suatu negeri gemah ripah loh jinawi di mana angin sepoi-sepoi berhembus
Itulah kondisi objektif psikologis bangsa negeri ini yang telah jatuh ke dalam cengkeraman neokolonialisme yang disokong oleh kapitalisme dan neoliberalisme.
Penulis
Joko Sukmono
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Gerakan Pemuda Nasionalis Marhaenis