Pendidikan Politik Untuk Melawan Golput, Potret Peristiwa Pemilih Yang Kebingungan Ditingkat Desa

- Jurnalis

Selasa, 30 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Penulis Aris Van Chalcink

Foto Penulis Aris Van Chalcink

Generasi muda merupakan kekuatan serta energi setiap bangsa dan Negara diseluruh dunia.

Oleh sebab itu jika mau mengamati pertumbuhan dan perkembangan masa depan sebuah Negara.

Maka disarankan untuk meneliti dan mengamati aktivitas pemudanya pada saat ini.

Keberadaan teknologi informasi yang berkembang pesat, semakin sempurna karena mayoritas digunakan oleh generasi muda.

Sosial media memiliki fungsi untuk menyadarkan pemuda agar peduli pada kondisi politik di Indonesia.

Meskipun sebenarnya anak muda sadar akan peranannya dalam setiap momentum politik.

Salah satunya yaitu terlibat serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu dan demokrasi.

Tetapi kenyataannya kondisi pemuda sekarang sangat bingung dalam menentukan pilihan politiknya.

Setelah kami teliti secara parsial ternyata faktor kebingungan muncul karena banyak gambar yang bertebaran di pohon pohon.

Semua gambar dipohon tersebut menawarkan kebaikan bahkan banyak juga yang memiliki kualitas wajah diatas rata rata orang desa.

Namun kebaikan niat tersebut disampaikan oleh orang orang yang tidak mereka kenali.

Anak desa itu berkata” jangankan kenal mas, bertemu saja tidak pernah sama sekali”.

Kepolosan jawaban anak desa itu seharusnya menjadi evaluasi Negara untuk meperbaiki tingkat partisipasi dan kesadaran politik generasi bangsa yang akan datang.

Baca Juga :  Gejala Revolusi Terjadi di Bangladesh Menyebabkan 400 Warga Terluka Saat Demonstrasi, Bermula Dari Penerimaan Pegawai Negeri Sipil Yang Tidak Adil

Sehingga pemudanya tidak bingung terkait peran, posisi dan situasi politik yang sedang terjadi.

Karena kesadaran politik suatu Bangsa dan Negara menentukan masadepan Negara tersebut baik dari segi ekonomi, sosial, budaya bahkan pertahanan dan keamanan.

 

Pendidikan Politik Sederhana

Tidak ada kata terlambat dalam memberikan pendidikan politik kepada generasi bangsa.

Meskipun secara jadwal pemilihan umum dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 bertepatan dengan hari Valentine.

Semoga saja pemilu 2024 mendapatkan percikan kasih sayang Valentine sehingga tidak tercipta kondisi sosial masyarakat yang menghawatirkan.

Pendidikan politik Anak muda bisa dimulai dengan aktif bersuara dan memantau perkembangan politik pada media sosial.

Harapannya yakni mereka terlibat dan membawa solusi praktis dalam permasalahan perpolitikan di Indonesia.

Ketika kebiasaan sudah tercipta maka tinggal memantau konsistensi pemuda untuk mengambil peran dalam perpolitikan Indonesia.

Tujuannya adalah generasi muda bisa turun ke masyarakat untuk menelusuri permasalahan yang terjadi saat ini.

 

Menurunkan Angka Golput

Kesadaran berpolitik generasi muda merupakan angin segar bagi pentas politik di Indonesia.

Baca Juga :  Elit Politik Dan Dunia Pendidikan Indonesia

Karena masa depan politik Indonesia berada di tangan anak muda sebagai pemegang kendali dunia politik selanjutnya.

Oleh sebab itu diperlukan ruang dan panggung politik bagi pemuda sebagai salah satu langkah regenerasi politik yang nyata.

Tentunya strategi ini seiring dengan cita cita yang dibangun oleh pemerintah dan partai politik pada umumnya.

Dampak secara universal dan jangka panjangnya adalah semakin merosotnya angka golput dalam momentum demokrasi yang berlangsung baik tingkat Desa, Kabupaten atau Kota, Provinsi dan Presiden.

Sekali lagi kunci keberhasilannya adalah pendidikan politik sejak dini agar tidak lahir golongan putih dalam pemilihan umum.

Karena bisa jadi suara Golput tersebut akan menjelma menjadi suara sah terhadap salah satu kontestan politik sebab disulap oleh para setan setan demokrasi yang bergentayangan dengan sesajen nominal.

Mengutip sebuah kata dalam kalimat yang disampaikan oleh Bertolt Brecht seorang penyair Jerman, dia menyampaikan bahwa “Buta yang terburuk adalah buta politik” karena semua proses kehidupan ditentukan oleh mesin politik yang dijalankan oleh Politisi.

 

Penulis
Aris Van Chalcink
Generasi Penghayat Politik

Berita Terkait

Demi Nusa dan Bangsa Untuk Pertama Kalinya Rakyat Harus Bicara
Yayasan Suara Petani Indonesia Mengajak Bupati Setyo Wahono Untuk Berkunjung Ke BULOG Bojonegoro dan Memastikan Harga Gabah Petani
Matinya Keadilan Menjadi Hantu Sosial Yang Sangat Berpotensi Sebagai Tragedi Kemanusiaan
Sejarah Terbentuknya Rezim dan Kekuatan Yang Tercipta Didalamnya Untuk Menuju Sebuah Kekuasaan, Revolusi Itu Kewajiban Rakyat
Indonesia Berada Pada Situasi Batas Sosial Politik Yang Mengerikan, Revolusi Belum Selesai..!!!
Pemerintah Harus Menurunkan Biaya Pendidikan Kedokteran Demi Pemerataan Kesehatan di Indonesia
Konsep Kemakmuran dan Kesejahteraan Versi KPGSI, Tidak Akan Ada Lagi Orang Miskin Mulai Dari Sabang Hingga Merauke.
Eksistensi Yang Beresensi Serial Pertama, Kebebasan, Keadilan dan Kesejahteraan

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 23:33 WIB

Demi Nusa dan Bangsa Untuk Pertama Kalinya Rakyat Harus Bicara

Minggu, 13 April 2025 - 19:19 WIB

Yayasan Suara Petani Indonesia Mengajak Bupati Setyo Wahono Untuk Berkunjung Ke BULOG Bojonegoro dan Memastikan Harga Gabah Petani

Rabu, 9 April 2025 - 22:23 WIB

Matinya Keadilan Menjadi Hantu Sosial Yang Sangat Berpotensi Sebagai Tragedi Kemanusiaan

Minggu, 6 April 2025 - 19:28 WIB

Sejarah Terbentuknya Rezim dan Kekuatan Yang Tercipta Didalamnya Untuk Menuju Sebuah Kekuasaan, Revolusi Itu Kewajiban Rakyat

Senin, 24 Maret 2025 - 12:44 WIB

Indonesia Berada Pada Situasi Batas Sosial Politik Yang Mengerikan, Revolusi Belum Selesai..!!!

Berita Terbaru

Nasionalis

Potret Moralitas di Indonesia

Selasa, 22 Apr 2025 - 18:00 WIB

Logo Organisasi Kesejahteraan Profesi Galian Seluruh Indonesia (KPGSI)

Pemikiran

Demi Nusa dan Bangsa Untuk Pertama Kalinya Rakyat Harus Bicara

Senin, 21 Apr 2025 - 23:33 WIB