Kebayoran, bagi yang pernah tinggal atau setidaknya bermain di Jakarta, bukanlah sebuah nama yang asing.
Letaknya tepat di Jakarta Selatan dan terbagi menjadi dua kecamatan, Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru.
Kedua Kebayoran ini merupakan kawasan yang cukup luas dan bergengsi di Jakarta Selatan.
Menurut para orang tua dan budayawan Betawi, tidak semua landmark di Jakarta bertahan.
Ada yang diambil dari nama buah, nama pohon dan masih banyak nama lainnya.
Termasuk Kebayoran, pasti ada asal muasalnya kenapa namanya bisa seperti sekarang ini.
Menurut berbagai sumber, sepertinya kalau bicara nama tempat atau nama daerah di DKI Jakarta.
semuanya mengacu pada buku Asal Usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat.
Dan mengenai Kebayoran dapat kita lihat pada halaman 68-69 buku terbitan Penerbit Depok: Memasuki Jakarta, 2018.
Jika melihat katalog Perpustakaan Nasional RI, Rachmat Ruhiat sebagai penulis dan Edi Sutanto sebagai editor.
Jadi, Kebayoran berasal dari kata kabayuran yang berarti tempat penyimpanan kayu gelondongan bayur.
Bayur mempunyai nama latin Acer laurinum Hask, famili Acerinae.
Batangan ini sangat cocok digunakan sebagai kayu konstruksi karena awet dan tahan terhadap serangan rayap.
Acer laurinum merupakan pohon maple tropis yang dapat ditemukan di kawasan hutan pegunungan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
Pada zaman dahulu, tidak hanya kayu bayur yang biasa disimpan di kawasan tersebut, namun juga jenis kayu lainnya.
Kayu yang dihasilkan di dalam dan sekitar kawasan tersebut diangkut ke Batavia melalui sungai Krukut dan Grogol dengan cara dicuci.
Berbeda dengan keadaan saat ini, saat itu kedua sungai tersebut cukup lebar dan dalam.
Sekitar tahun 1938, terdapat rencana pembangunan bandar udara internasional di kawasan Kebayoran, namun rencana tersebut dibatalkan karena pecahnya Perang Dunia II.
Kemudian mulai tahun 1949, di lokasi bandara yang direncanakan, dibangun kota satelit Kebayoran Baru.
Kawasan ini memiliki luas 730 hektar, yang menurut perencanaan cukup untuk dihuni 100.000 orang,
jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan penduduk di Jakarta saat ini.
Sampai awal kemerdekaan Indonesia, Kebayoran adalah nama sebuah kabupaten yang diperintah oleh wedana, terletak di wilayah kabupaten Meester Cornelis.
Jika dilihat dari sejarahnya pada masa itu, wilayahnya juga termasuk wilayah Ciputat yang kini menjadi bagian dari wilayah Tangsel.
Bisa dibayangkan seperti apa kawasan Jakarta jaman dulu, karena bentuk bayurnya menyerupai pohon jati, jadi pasti banyak terdapat hutan dengan pohon-pohon yang tinggi.
Dan di kawasan Kebayoran kini sudah sangat berbeda dengan dulu yang akhirnya dijadikan nama daerah saat ini.