Undang Undang Terbaru Memungkinkan Vladimir Putin Untuk Menjadi Presiden Seumur Hidup Rusia

- Jurnalis

Jumat, 15 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Putin saat memimpin rapat mendesak

Putin saat memimpin rapat mendesak

Banyak hal yang menarik diamati terkait Negara Rusia yang namanya dikenal dunia karena frontal kepada barat.

Selain itu perang dengan Ukraina dianggap sebagai cikal bakal ketegangan diberbagai Negara lain seperti Israel dan Hamas Palestina.

Hingga saat ini diberbagai benua juga berpotensi terjadi perang misalnya Houthi di Yaman, China serta Korea Utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Situasi pemilihan Presiden Rusia menjadi hal yang ingin diketahui oleh banyak masyarakat yang penasaran.

Sama seperti di negara lainnya yakni memiliki sistem hukum dan Undang Undang sebagai aturan yang harus di taati bersama.

Semua hal yang berkaitan dengan pemerintahan dan Negara dilaksanakan dan diatur oleh aturan yang tidak bisa dilanggar.

Aturan terbaru terkait pemilihan presiden rusia dianggap banyak pihak menguntungkan vladimir putin yang sudah menjabat saat ini.

Baca Juga :  Garda Bangsa PKB Siap Membasmi Muktamar Tandingan Meskipun Memiliki Resiko Tinggi

Faktor pendukungnya yakni perubahan UU pada tahun 2021 yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi oleh semua pihak Rusia.

Salah satu aturan tersebut memungkinkan Vladimir Putin untuk mencalonkan diri dalam dua masa jabatan presiden lagi.

Kalau memang ini terjadi maka berpotensi memperpanjang masa jabatannya hingga tahun 2036. Ujar pengamat.

Peraturan tersebut dibuat ketika referendum 2020 yang mengatur ulang batasan masa jabatan presiden.

Sebelum di rubah lama waktu kepemimpinan Presiden hanya dua periode saja, tetapi setelah direvisi menjadi lebih lama periodenya.

Putin Populer di Kalangan Warga

Kontroversi Vladimir Putin di masyarakat dunia tidak selalu menimbulkan stigma negatif bagi warga negra Rusia.

Hal ini terbukti dari jejak pendapat yang dilakukan oleh organisasi non pemerintah yakni Levada Center kepada sampling suara rakyat.

Organisasi tersebut memperoleh data bahwa sebanyak lebih dari 80% suara tetap mendukung Putin sebagai Presiden.

Baca Juga :  Rekapitulasi Suara di Provinsi Jawa Barat Hampir 50 Persen, Berikut Keterangan Resminya

Hal yang mendongkrak perolehan suara Putin yakni seiring dengan terjadinya perang Rusia ke Ukraina.

Masyarakat menganggap Perang itu merupakan pesan nasionalis, membuat Putin untung menggalang dukungan rakyat Rusia.

Kandidat Lawan Putin di Pilpres

Vladimir Putin bukanlah calon tunggal namun ada tiga calon lain yang juga maju di pilpres Rusia.

Yakni Nikolay Kharitonov dari Partai Komunis, Leonid Slutsky dari Partai Demokrat Liberal Rusia dan Vladislav Davankov yang kini menjabat Wakil Ketua Duma Rusia.

Diprediksi Kharitonov sendiri diyakini sulit menang karena suaranya hanya 1/5 dari suara Putin sedangkan Slutsky dan Davabkov sendiri dianggap pro Kremlin.

Secara kolektif mereka mendukung tujuan Putin untuk menguasai Rusia selama masa jabatan presiden berikutnya,” tulis Callum Fraser dari wadah pemikir Royal United Services Institute (RUSI).

Berita Terkait

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata
Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban
Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA
PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa
Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang
Petaka Menyerang Anak Anak di Negara Sudan Karena Perang dan Penyakit, UNICEF Meminta Bantuan Masyarakat Internasional
Iran Menabuh Genderang Perlawanan Terhadap Israel dan Memastikan Pembalasan Tanpa Kompromi
Donald Trump Menolak Kendaraan Listrik Meskipun Sudah Mendapat Dukungan Dari Elon Musk, Isu Perubahan Iklim Hanya Berita Bohong

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 22:54 WIB

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata

Senin, 2 September 2024 - 18:37 WIB

Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban

Jumat, 30 Agustus 2024 - 14:54 WIB

Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA

Kamis, 29 Agustus 2024 - 17:38 WIB

PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 17:18 WIB

Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang

Berita Terbaru