Sejarah Romusha di Indonesia Yang Dilakukan Oleh Jepang Kepada Kaum Pribumi

- Jurnalis

Sabtu, 4 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Propaganda yang di bangun oleh jepang berhasil masuk ke dalam sanubari rakyat Indonesia sehingga.

Bukan hanya diterima dengan baik tetapi tentara Jepang juga mendapat ruang di hati rakyat karena dianggap sebagai penolong.

Dalam propagandanya jepang mengaku sebagai saudara Indonesia yang datang untuk mengusir penjajah Belanda.

Kepercayaan itu dimanfaatkan Jepang untuk menarik pemuda Indonesia dengan melibatkan menjadi pasukan pembela tanah air (PETA).

Pengumuman tanggal 3 Oktober 1943 berdasar Osamu Seirei Nomor 44 Tahun 1943, pemerintahan Jepang membentuk PETA yang terdiri dari orang-orang Indonesia.

PETA dibentuk dengan tujuan untuk menghadapi Sekutu di medan tempur selama Perang Dunia II berlangsung.

Baca Juga :  KPK Selidiki Aliran Uang Korupsi Proyek Fiktif PT Amarta Karya, Pemanggilan Para Saksi Sudah Dilakukan dan Diperiksa Penyidik

Tidak hanya itu Pada tanggal 1 Maret 1944 Jepang membentuk Jawa Hokokai dengan pemimpin tertinggi Gunseikan.

organisasi Jawa Hokokai menghimpun tenaga lahir dan batin rakyat Indonesia dengan dasar semangat kebaktian.

Jawa Hokokai adalah organisasi induk dari kumpulan profesi seperti Himpunan Kebaktian Dokter, Himpunan Kebaktian Pendidik, Organisasi wanita dan Pusat budaya.

Luasnya daerah yang dikuasai membuat Jepang selalu membutuhkan tenaga kerja untuk membangun sarana pertahanan.

Tenaga kerja tersebut membuat fasilitas seperti lapangan udara, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan.

Tragisnya Pekerja yang berasal dari desa-desa di Pulau Jawa yang padat diambil melalui sistem kerja paksa yang dikenal dengan Romusha.

Baca Juga :  Polisi Papua Menyampaikan Pesan Kepada Kapolri Saat Menjadi Pemenang Hoegeng Awards 2024

Praktik Romusha mulai dilaksanakan Jepang sejak 1942-1945 dan bekerja di wilayah Indonesia serta Asia Tenggara seperti Birma, Muangthai, Vietnam, Malaysia, dan Serawak.

Pada awalnya Romush hanya dilakukan secara sukarela dengan tempat kerja tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Tetapi karena kondisi yang terdesak dalam perang Pasifik pengerahan tenaga kerja mulai disertai dengan paksaan.

Waktu itu setiap kepala keluarga diwajibkan menyerahkan seorang anak lelakinya untuk berangkat menjadi romusha.

Selama menjadi Romusha, pribumi diperlakukan kasar dengan pekerjaan sangat berat, sementara kebutuhan makanan tidak cukup.

Sehingga banyak romusha meninggal di tempat kerja karena sakit, kekurangan makan, kecapaian atau kecelakaan.

Berita Terkait

“Saatnya Kembali ke Dekrit”, Sebuah Tragedi Politik Adalah Awal Lahirnya Paradigma Perpolitikan Berikutnya
Kapal Selam Rusia Bersandar di Surabaya Untuk Mengikuti Berbagai Kegiatan Dengan TNI AL
ASN dan Aparat Harus Netral Dalam Pilkada Jawa Tengah 2024, Berikut Himbauan Anggota DPD RI
Mantan Gubernur Kalimantan Timur dan Saksi Tidak Menghadiri Panggilan KPK, di Larang Pergi ke Luar Negeri
BMKG Mendeteksi Gempa di Kabupaten Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Menimbulkan Tsunami
Hari Kue Nasional Dirayakan Oleh Masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat, Ditetapkan Berdasarkan Kalender China
KPK Geledah Rumah Dinas Menteri Desa PDTT Terkait Dana Hibah di Jawa Timur, Uang Tunai dan Bukti Elektronik Sudah Diamankan
Teroris Tertangkap di Bekasi Dengan Beberapa Barang Bukti, Berikut Pernyataan Densus 88 Antiteror

Berita Terkait

Rabu, 8 Januari 2025 - 09:57 WIB

“Saatnya Kembali ke Dekrit”, Sebuah Tragedi Politik Adalah Awal Lahirnya Paradigma Perpolitikan Berikutnya

Jumat, 8 November 2024 - 09:17 WIB

Kapal Selam Rusia Bersandar di Surabaya Untuk Mengikuti Berbagai Kegiatan Dengan TNI AL

Kamis, 17 Oktober 2024 - 16:18 WIB

ASN dan Aparat Harus Netral Dalam Pilkada Jawa Tengah 2024, Berikut Himbauan Anggota DPD RI

Kamis, 10 Oktober 2024 - 20:00 WIB

Mantan Gubernur Kalimantan Timur dan Saksi Tidak Menghadiri Panggilan KPK, di Larang Pergi ke Luar Negeri

Selasa, 17 September 2024 - 18:57 WIB

BMKG Mendeteksi Gempa di Kabupaten Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Menimbulkan Tsunami

Berita Terbaru

Pendidikan

Ruang Filsafat, Perjalanan Eksistensial Manusia

Senin, 10 Feb 2025 - 19:12 WIB

Pemikiran

Catatan Filosofis Djoko Sukmono, JAMAN KONKRET

Minggu, 9 Feb 2025 - 20:03 WIB