Peran Marhaenis di Tengah Gempuran Media Digitalisasi, Antara Peluang dan Ancaman Masa Depan

- Jurnalis

Sabtu, 31 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Media digital kini bukan lagi sekadar alat komunikasi. Ia telah menjelma menjadi ruang hidup tempat generasi muda tumbuh, bersosialisasi, belajar, bahkan membentuk identitas diri. Di balik kemudahan dan akses tanpa batas, tersimpan tantangan besar yang tak boleh diabaikan.

 

Hari ini, keseharian remaja nyaris tak lepas dari layar. Sejak membuka mata hingga menjelang tidur, berbagai platform seperti TikTok, Instagram, YouTube, Mobile Legends, hingga Facebook menjadi konsumsi utama. Di permukaan, semua tampak menyenangkan penuh hiburan, tren lucu, dan konten viral. Namun, jika dilihat lebih dalam, muncul jejak kecanduan, tekanan sosial, dan krisis kepercayaan diri yang perlahan menggerogoti.

 

Meski demikian, tak bisa disangkal bahwa media digital juga membuka peluang besar. Ia mempercepat akses informasi, memperluas wawasan, dan menjadi ruang ekspresi diri yang luas. Banyak anak muda menemukan bakatnya melalui YouTube atau TikTok, membangun komunitas di Instagram, atau bahkan memulai bisnis kecil-kecilan melalui Facebook Marketplace dan platform daring lainnya. Tak sedikit yang menjadikan media digital sebagai batu loncatan menuju kesuksesan.

Baca Juga :  Manfaat Menabung Bagi Keluarga Agar Tidak Kebingungan DIsaat Mendesak

 

Namun, algoritma di balik media-media tersebut tidak selalu mendorong pertumbuhan yang sehat. Konten yang muncul sering kali lebih memicu emosi sesaat mendorong pola pikir instan, adiktif, dan permisif. Remaja pun tanpa sadar terjebak dalam lingkaran perbandingan sosial, citra diri palsu, dan pencarian validasi digital.

 

Tantangan terbesar bukan terletak pada teknologinya, melainkan pada cara generasi muda menghadapinya. Ketika dunia maya terasa lebih penting dari dunia nyata, ketika eksistensi diukur dari jumlah likes dan views, dan ketika informasi diterima tanpa kritis, maka peluang itu pun bisa berubah menjadi ancaman.

 

Di sinilah pentingnya literasi digital. Generasi muda perlu dibekali bukan hanya dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan kemampuan berpikir kritis, memilah informasi, dan mengelola waktu layar. Literasi digital berarti kesadaran untuk tidak mudah terpengaruh, berani menyaring konten, dan tetap menjaga jati diri di tengah derasnya arus informasi.

 

Media digital bukanlah musuh. Ia adalah cermin. Dan jika generasi muda mampu melihat pantulan dirinya dengan jernih, mereka akan sadar bahwa masa depan tidak ditentukan oleh algoritma, tetapi oleh kesadaran, karakter, dan keberanian untuk berpikir mandiri.

Baca Juga :  Politik Dan Keterkaitan Dengan Politik

 

Di sinilah Peran Marhaenis menjadi krusial. Marhaenisme, sebagai ideologi yang berpihak pada rakyat kecil, menempatkan manusia sebagai subjek perubahan sosial. Dalam konteks digitalisasi, nilai-nilai Marhaenis perlu dihidupkan kembali untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga berkesadaran sosial dan berakar pada nilai kemanusiaan. Marhaenis mendorong pemuda untuk berpikir mandiri, berjuang bersama rakyat, dan tidak hanyut dalam arus kapitalisme digital yang menempatkan manusia hanya sebagai konsumen algoritma.

 

Melalui pendidikan kritis, pengorganisasian komunitas, dan penanaman semangat gotong royong di ruang digital, Marhaenis dapat menjadi penjaga arah moral dan ideologis generasi muda. Bukan sekadar mengikuti tren, tapi menciptakan arus tanding yang membebaskan dan memberdayakan. Dari sinilah, media digital bisa menjadi alat perjuangan, bukan jebakan.

Penulis

Anam_alvinosa

Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ( GMNI )

Komisariat Pancasila UIM Pamekasan

Berita Terkait

Demi Bangsa dan Negara Indonesia Saatnya Kaum Jelata Bicara Fakta, Tolak Segala Bentuk Gerakan Yang Menciderai Pilihan Rakyat
Kebijakan Salah Sasaran Cerminan Ketidakbecusan Pengelolaan Keuangan Negara, Harus Dilakukan Revolusi Skala Prioritas
TRAGEDI FILOSOFIS PANCASILA 1 JUNI
Anak Petani Bisa Menjadi Kaya Raya Melalui Wirausaha dan Pendidikan Bermutu, Jangan Tinggalkan Dunia Pertanian
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Harus Perintahkan Penyuluh Untuk Mendampingi Petani, Jangan Hanya Sibuk Urusi Administrasi
Jas Merah Berdarah, Jangan Sekali Kali Melupakan Sejarah dan Belajarlah Dari Sejarah
REALISME SOSIAL
REALISME SOSIAL dan POTRET REALITAS

Berita Terkait

Jumat, 6 Juni 2025 - 14:42 WIB

Demi Bangsa dan Negara Indonesia Saatnya Kaum Jelata Bicara Fakta, Tolak Segala Bentuk Gerakan Yang Menciderai Pilihan Rakyat

Kamis, 5 Juni 2025 - 08:33 WIB

Kebijakan Salah Sasaran Cerminan Ketidakbecusan Pengelolaan Keuangan Negara, Harus Dilakukan Revolusi Skala Prioritas

Minggu, 1 Juni 2025 - 00:09 WIB

TRAGEDI FILOSOFIS PANCASILA 1 JUNI

Sabtu, 31 Mei 2025 - 22:43 WIB

Anak Petani Bisa Menjadi Kaya Raya Melalui Wirausaha dan Pendidikan Bermutu, Jangan Tinggalkan Dunia Pertanian

Sabtu, 31 Mei 2025 - 09:27 WIB

Peran Marhaenis di Tengah Gempuran Media Digitalisasi, Antara Peluang dan Ancaman Masa Depan

Berita Terbaru

Nasionalis

Manusia Methodologis dan Bangkitnya Soekarnoisme

Sabtu, 14 Jun 2025 - 11:33 WIB