Ketidakberdayaan merajalela di HMI Cabang Jombang, seiring dengan kepergian Ketua Umum, Luluk Miatin, yang lebih memprioritaskan kepentingan pribadinya daripada memelihara keutuhan organisasi.
Keputusasaan merayap ketika proses perkaderan mati suri dan komisariat terbengkalai tanpa arah. Terdengar hening, tiada lagi program yang berjalan, seperti mimpi yang terlupakan.
Luluk Miatin, sejatinya ditunjuk untuk memimpin dan mewakili suara anggota HMI Cabang Jombang, malah terjerumus ke dalam ambisi pribadinya sendiri.
Ketenangan organisasi hancur berantakan, menjadi korban dari nafsu kekuasaan dan kepentingan diri yang lebih tinggi.
Proses pengkaderan yang seharusnya menjadi nyawa bagi organisasi ini mati begitu saja.
Komisariat yang dulunya bersemangat dan produktif, kini terabaikan dan mati terkulai dan tidak ada lagi sinar harapan yang memandu langkah organisasi ini.
Sementara anggota HMI Cabang Jombang menanggung penderitaan, Luluk Miatin lebih sibuk merajut ambisi pribadinya, meninggalkan organisasi terdampar di lautan ketidakpastian.
Anggota yang setia merasa terkhianati, dan masyarakat melihat dengan sedih bagaimana sebuah entitas yang dahulu penuh semangat, kini tenggelam dalam kegelapan.
Dalam bayang-bayang kepemimpinan yang terabaikan, anggota HMI Cabang Jombang bersatu untuk menuntut perubahan.
Organisasi ini memerlukan pemimpin yang peduli, yang mendedikasikan dirinya untuk kepentingan bersama, bukan sekadar untuk kepentingan pribadi yang serampangan.
Saatnya bagi anggota HMI Cabang Jombang untuk bersama-sama menuliskan kembali kisah organisasi mereka.
Melalui pemilihan kepemimpinan yang bijaksana dan program-program yang menghidupkan kembali semangat berorganisasi, diharapkan ada cahaya terang yang bisa menyinari jalan menuju pemulihan dan kemajuan bagi HMI Cabang Jombang yang terluka ini.
Penulis
Faris
kader HMI Jombang
Penulis : Faris Kader HMI Jombang