Pemikir besar Eropa lahir dari sebuah peristiwa kehidupan yang dianggap tidak membawa unsur keadilan secara menyeluruh.
Ketidakadilan tersebut bisa disaksikan secara nyata antara pemodal dengan modal kapital dan buruh dengan tenaga dan keringatnya.
Hasil dari pabrik tersebut dianggap hanya menguntungkan sepihak saja yakni pemilik modal padahal yang berhasil mengembangkan modal itu sendiri adalah keringat buruh.
Perspektif Gramsci memiliki perbedaan dengan perspektif realism yang menganggap bahwa negara merupakan aktor tunggal yang memiliki peran penting, serta mengutamakan konsep kepentingan nasional.
Sedangkan dalam teori Gramsci memfokuskan pada hegemoni dan Perspektif dari Gramsci seakan akan menjadi petunjuk untuk beranjak dari tatanan internasional.
Hegemoni yang didefinisikan oleh Gramsci merupakan kepatuhan secara sadar atas kekuatan personal seseorang.
Dalam perspektif Gramsci kekuatan yang dibangun bukan berasal dari paksaan atau tindak kekerasan melainkan adanya suatu kontrol.
Tetapi hegemoni sendiri lahir karena adanya praktek persetujuan atau menundukkan pihak lainnya.
Jika suatu kelompok menghendaki adanya kemenangan dalam persetujuan facharbeit schreiben lassen, maka kelompok tersebut harus mampu menciptakan blok historis.
Yakni aliansi dari bermacam kekuatan sosial yang bersatu untuk memperjuangkan gagasan mereka agar menjadi sebuah pandangan dunia yang universal.
Menurut Gramsci, cara untuk menghegemoni suatu kelompok, memerlukan adanya ideologi yang memiliki basis kekuatan material dan didukung oleh seorang yang intelektual ghostwriting.
Gramsci sendiri memandang bahwa semua orang pada dasarnya merupakan insan intelektual, tetapi tidak semua orang memiliki fungsi intelektual dalam kehidupan bermasyarakat.
Halaman : 1 2 Selanjutnya