Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak mahasiswa untuk selalu aktif dan berpikir kritis.
Mahasiswa juga harus memberikan kontribusi positif bagi Bangsa dan Negara.
Motivasi tersebut disampaikan ketua MPR RI pada seminar di Universitas Diponegoro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahasiswa yang berpikir kritis dapat menyumbangkan ide-ide segar dan solusi kreatif.
Terutama terobosan untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia.
Baik di bidang teknologi, kesehatan, maupun dalam implementasi pembangunan berkelanjutan,” ujar Bamsoet.
aktivitas-aktivitas kemahasiswaan bisa membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Serta mengawal isu nasional seperti hak asasi manusia, pelestarian lingkungan, dan keadilan sosial.
Mahasiswa juga bisa mengadvokasi kebijakan dan reformasi yang lebih adil dan berpihak pada masyarakat, ucapnya lagi.
Pernyataan itu disampaikannya dalam Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Diponegoro.
Dengan mengusung tema ‘Menghidupkan Partisipasi Mahasiswa yang Sehat demi Membangun Mahasiswa yang Inklusif dan Demokratis’ secara daring dari Jakarta, Rabu (4/10/2023)
Ketua MPR RI menjelaskan bahwa aktivisme mahasiswa tidak saja bermanfaat dalam membangun literasi politik.
Tetapi juga menumbuhkan kesadaran dan partisipasi politik yang akan memberi warna dan pengaruh pada lahirnya berbagai kebijakan politik.
Aktivis mahasiswa memiliki kematangan pemikiran dalam mengaktualisasikan partisipasi politik.
Serta kesempatan untuk menjadi bagian dari gerakan politik yang sehat dan mendidik.
selain itu juga Mengawasi roda pemerintahan agar berjalan on the right track.
Berbagai aktivitas tersebut akan bermuara pada terwujudnya kehidupan demokrasi yang lebih dinamis dan responsif,” tambah bamsoet.
Mahasiswa yang aktif seringkali terlibat dalam pengabdian masyarakat dan kerja-kerja sukarela.
Ini merupakan implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kegiatan ini akan memberikan dampak positif kepada masyarakat dengan mengatasi permasalahan sosial.
Misalnya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, keterbatasan akses pendidikan ataupun pemenuhan layanan kesehatan.
Mahasiswa yang selalu aktif dan berpikir kritis dapat terekspos pada relasi yang lebih luas, baik dalam lingkup nasional maupun global.
Tentunya akan mendewasakan cara pandang mahasiswa dalam memaknai paradigma, dinamika, dan berbagai persoalan dunia,” kata bamsoet lagi.
Kondisi tersebut juga akan membawa mereka pada peluang kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai entitas internasional yang akan meningkatkan posisi dan citra Indonesia di mata dunia dalam mengatasi berbagai tantangan global,” urainya.
Budaya berpikir kritis mahasiswa dapat meningkatkan standar akademis dan kualitas keilmuan.
khususnya dalam ranah pendidikan tinggi di Indonesia.
Ini adalah salah satu bagian penting dari amanat Konstitusi, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sudah saatnya pendidikan difungsikan sebagai stimulan bagi tumbuhnya pemikiran-pemikiran yang inovatif dan solutif.
Bukan hanya sebatas “transaksi pengetahuan” yang cenderung dogmatis dan pragmatis.
Mahasiswa adalah generasi muda bangsa terdidik yang diharapkan menjadi tumpuan masa depan.
Generasi penerus yang akan melanjutkan roda kepemimpinan nasional.
Aktivisme dan pemikiran kritis adalah karakter fundamental yang menjadi prasyarat utama dalam kepemimpinan, ujar bamsoet sebagai kalimat penutup.
Sumber Berita : undip.ac,id