Penyebaran agama memiliki sejarah panjang dan cerita yang diturunkan secara turun temurun kepada generasi muda.
Hal ini penting dilestarikan agar generasi bangsa bisa memahami sejarah sehingga bisa menjaga keneradaannya.
Pengaruh Islam melekat dengan budaya di Cirebon karena peninggalan sejarah erat kaitannya dengan agama Islam, salah satunya yaitu kesenian burok atau burokan.
Melansir data Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).
Seni burok pertama kali dikenalkan pada tahun 1934 silam oleh para leluhur yang memiliki jiwa kesenian.
Seni ini berasal dari Desa Kalimaro dan terinspirasi dari kisah perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
Dalam kisah tersebut, Nabi SAW perjalanan dari Masjidil Haram di Kota Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina.
Kemudian beliau melanjutkannya perjalanan ke Sidratul Muntaha yang berada di lapisan langit ke tujuh.
Dalam perjalanannya tersebut Nabi SAW mengendarai Buraq, makhluk Allah yang menyerupai kuda bersayap.
Kemudian sejumlah seniman mereplikasi bentuk Buraq menjadi sebuah kesenian.
Buraq dibuat dalam bentuk bedawang, yaitu semacam kurungan yang dihias dengan bentuk kepala yang dapat digoyangkan.
Seiring perkembangan zaman, seni burok kerap dihadirkan dalam acara-acara tertentu seperti khotmil quran, khitanan, atau pawai karnaval.
Penampilan seni burok dijadikan sarana hiburan dengan iringan musik seperti gamelan sehingga lebih menawan.
Kesenian ini memiliki makna positif antara lain bentuk syukur atas rezeki yang diberikan kepada manusia.
Selain itu seni burok juga dinilai sebagai sarana untuk mengingat kekuasaan Allah SWT agar manusia menjadi lebih baik.