Bondowoso merupakan kabupaten di Jawa Timur yang mempunyai kesenian Singo Ulung.
Singo Ulung banyak dijadikan tema karya oleh semua elemen masyarakat dalam berbagai kegiatan.
Ada yang menjadikannya sebagai lagu Singo Ulung, puisi dan gambar disetiap kecamatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Banyak versi yang menceritakan tentang keberadaan legenda Kabupaten Bondowoso ini.
Disebabkan oleh penyebaran informasi lisan tentang cerita tersebut, sehingga banyak tafsir.
Tetapi tanpa menghilangkan bentuk dasar dan substansi dari Singo Ulung tersebut.
Singo Ulung merupakan salah satu legenda, karena bercerita tentang tokoh dan peristiwa yang dipercaya masyarakat.
Latar belakang cerita Singo Ulung diawali oleh tokoh pendekar didesa Blimbing Kabupaaten Bondowoso.
Yaitu Juk Seng (jujuk Sengo) dan Mbah Jasiman yang terkenal karena memiliki kesaktian.
Juk Seng diangkat sebagai demang di desa tersebut, dan memimpin masyarakat dengan penuh wibawa.
Sehingga kehidupan semua rakyat Desa Blimbing menjadi sangat maju, makmur dan tenteram.
Juk seng juga dikenal bisa melakukan komunikasi dengan singa berkat kesaktiannya.
Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal juk Seng dijuluki sebagai Singo Ulung atau Singa tanpa tanding.
Tarian singo ulung merupakan bentuk gambaran kesaktian yang dimiliki oleh juk seng.
Sejarah terbentuknya Desa Blimbing Kabupaten bondowoso juga terdapat dalam kisah singo ulung.
Bentuk dan Nilai Nilai Tarian Singo Ulung
Dari segi busana tarian Singo Ulung memakai atribut seperti singa serta diiringi tetabuhan.
Secara bentuk memiliki kemiripan dengan “Can Macanan Kaddhu’”, kesenian dari jember.
Perbedaanya yaitu Can Macanan Kaddhu’ memiliki kombinasi warna putih, Kuning dan hitam.
Singo Ulung hanya menggunakan warna putih tanpa dan kombinasi lainnya.
Latar belakang terciptanya tarian juga berbeda, Singo Ulung didasari cerita tokoh pemimpin.
Sedangkan Can Macanan Kaddhu’ konon lahir karena tradisi pekerja kebun.
Yang mengusir serangan binatang buas di kebun dengan menggunakan busana mirip singa. Sumber : balaibahasajatim.kemdikbud.go.id.
Tarian Singo Ulung memiliki nilai nilai budaya yang terkandung didalamnya.
Nilai religiusitas, kepribadian serta nilai nilai sosial bisa diambil dari tarian ini.
Dari segi kepribadian, mengajarkan keberanian hidup, tanggung jawab dan kesetiaan.
Riligiusitas menandakan bahwa Singo Ulung selalu Taat dan Ingat kepada Tuhan.
Nilai sosial berupa gotong royong, kerukunan serta saling tolong menolong.
Cerita Singo Ulung mengajarkan tentang kepemimpinan dan penghormatan terhadap leluhur.
Serta pendidikan pelestarian budaya, sejarah dan sebagai hiburan bagi masyarakat saat ini.
Meskipun berada dalam banyak Versi, tetapi cerita tentang Singo Ulung ini tersebar secara lisan sampai kepada generasi saat sekarang.
Sumber Berita : balaibahasajatim.kemdikbud.go.id.