Setelah ramai dibicarakan pada saat hari raya lebaran Iduf Fitri terkait dengan arus mudik dan balik masyarakat.
Kali ini Kereta Api Indonesia lembali heboh dengan nuansa dan irama yang berbeda dengan sebelumnya.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sedang meminta dukungan fiskal kepada pemerintah, tentunya dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan.
Yang dilakukan untuk biaya proyek Kereta Cepat (KA Cepat) Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Karena KAI harus menanggung beban utang sebesar Rp 6,9 triliun dari China Bank Development (CDB).
Hutang itu dilaukan untuk pembayaran pembengkakan biaya proyek kereta cepat tersebut.
“Kereta Api Cepat itu sebenarnya lead konsorsium, tidak hanya pihak KAI yang setor modal, namun asetnya masuk ke dalam buku Kereta Api.
Itu berarti bahwa kalau asetnya masuk buku kereta api, utangnya masuk Kereta Api juga,”.
Hal tersebut diucapkan oleh EVP of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto saat media gathering di Jakarta, Senin (22/4).
Negara Indonesia dengan China menyepakati semua cost overrun Whoosh sebesar USD 1,2 miliar atau Rp 18,2 triliun.
kemudian dibayar dengan menggunakan utang dari CDB dan setoran ekuitas konsorsium China.
Disatu sisi KAI merupakan pemegang saham utama (51,37 persen) PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), perusahaan hasil bentukan dari konsorsium BUMN.
Halaman : 1 2 Selanjutnya