Bertanam atau budidaya tanaman yang banyak dilakukan oleh masyarakat pada saat ini tidak lahir secara tiba tiba.
Meskipun saat ini pertanian dilaksanakan serba dilakukan dengan teknologi atau alat yang menggunakan mesin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun semua itu merupakan faktor dari perkembangan informasi dan teknologi yang berjalan dari waktu ke waktu.
Masa bercocok tanam pertama kali dilakukan melalui proses yang panjang dan tidak bisa dipisahkan dari usaha manusia prasejarah.
Tujuannya sama yakni sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pada masa-masa sebelumnya.
Tidak hanya di Bali, Masa neolithik memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban manusia.
Pada masa inilah proses tumbuhnya beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber daya alam yang bertambah cepat.
Aktivitas untuk menunjang kehidupan bergeser dari mengumpulkan makanan (food gathering) berubah menjadi menghasilkan makanan (food producing).
Perubahan ini memiliki dampak yang sangat besar karena sangat berpengaruh serta meluas kedalam perekonomian dan kebudayaan.
Sisa-sisa kehidupan dari masa bercocok tanam di Bali antara lain berupa kapak batu persegi.
Alat purbakala tersebut terbagi dalam berbagai ukuran, belincung dan panarah batang pohon.
Berdasarkan teori Kern dan teori Von Heine-Geldern diketahui bahwa nenek moyang adalah bangsa Austronesia.
Nenek moyang mulai datang di kepulauan kita kira-kira 2000 tahun S.M tepatnya pada zaman neolithik.
Dari segi peninggalan mempunyai dua cabang ialah cabang kapak persegi yang penyebarannya dari dataran Asia melalui jalan barat.
Namun peninggalannya terutama terdapat di bagian barat Indonesia berupa kapak lonjong.
Teridentifikasi penyebarannya dimulai dari jalan timur dan peninggalan-peninggalannya merata dibagian timur negara kita.
Penemuan tersebut menegaskan jika pendukung kebudayaan neolithik (kapak persegi) adalah bangsa Austronesia.
Tetapi mengalami gelombang perpindahan pertama tadi disusul dengan perpindahan pada gelombang kedua yang terjadi pada masa perunggu kira-kira 500 S.M.
Perpindahan bangsa Austronesia ke Asia Tenggara khususnya dengan menggunakan jenis perahu cadik yang terkenal pada masa itu.
Pada masa ini juga diduga tumbuh perdagangan dengan jalan tukar menukar barang (barter) yang diperlukan.
Berarti dalam hal ini masyarakat sudah mengenal bahasa sebagai alat untuk melakukan komunikasi.
Para ahli menganggap bahwa bahasa Indonesia pada masa ini adalah Melayu Polinesia atau dikenal dengan sebagai bahasa Austronesia.