Asal Usul Nama Surabaya Dari Cerita Rakyat Sampai Menjadi Kota Perlawanan Penjajah

- Jurnalis

Rabu, 11 Oktober 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lambang Kota Surabaya berasal dari cerita rakyat

Lambang Kota Surabaya berasal dari cerita rakyat

Sejarah Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur menarik untuk disimak.

Surabaya kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta kota metropolitan.

Selain sebagai Ibukota, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di Jawa Timur.

Mendapat Julukan sebagai Kota Pahlawan sebab masyarakat Surabaya turut berperang di masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Versi lain tentang nama Surabaya diambil dari cerita rakyat Jawa Timur yang melegenda dan terkenal.

Asal-usul Nama Surabaya.

Zaman dahulu di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan Hiu dengan buaya.

Perkelahian itu didasari persaingan untuk memperebutkan mangsa.

Keduanya sangat kuat, cerdik, tangkas, rakus, dan sama-sama ganas.

Perkelahian berlangsung berkali-kali dan belum ada yang menang atau kalah.

Akhirnya mereka membuat kesepakatan tentang daerah perburuan.

Sura berkeinginan untuk menghentikan perkelahian dengan Baya dan menjelaskan idenya.

Sura membagi daerah kekuasaan dengan baya agar saling menjaga.

Ia berkuasa penuh di dalam air serta berburu dan mencari mangsa di dalam air.

sedangkan Baya mendapat daerah kekuasaan di darat dan mencari mangsa di daratan.

Baca Juga :  Bahaya Patologi Sosial di Bali Dijelaskan Oleh Staf Ahli Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam

Dengan batas wilayah antara darat dengan yang dicapai air laut pada waktu pasang surut.

Akhirnya, keduanya menyepakati pembagian wilayah itu.

Setelah pembagian wilayah, keduanya tidak berkelahi lagi dan sepakat menghormati wilayah masing-masing.

Celakanya pada suatu hari, Sura mencari mangsa dan berburu di sungai.

Tapi dilakukan dengan sembunyi-sembunyi supaya tidak mengetahui oleh baya.

Awalnya memang tidak ketahuan. Namun suatu hari Baya mengetahui perbuatan Sura ini.

Baya marah tidak terkendali setelah mengetahui Sura melanggar perjanjian.

Saat diingatkan telah melanggar perjanjian, Sura malah bersikap tenang.

Ia beralibi bahwa sungai tersebut berair, sedangkan ia adalah penguasa air.

Alasan Sura membuat Baya naik pintam dan mengatakan bahwa sungai tempatnya di darat.

sedangkan daerah kekuasaan Sura di laut. Artinya, sungai merupakan daerah kekuasaan Baya.

Sura membantah bahwa dirinya tidak pernah mengatakan air itu hanya ada di laut, melainkan juga di sungai.

Baya semakin geram, namun Sura teguh pada sikap dan pendiriannya.

Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit keduanya terulang kembali.

Baca Juga :  Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U 16 Dimulai 21 Juni hingga 4 Juli di Surabaya dan Solo

Kali ini, pertempuran makin seru dan dasyat.

Mereka saling menerjang dan menerkam, saling menyerang serta menggigit.

Air disekitar menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka kedua binatang itu.

keduanya bertarung mati-matian tanpa istirahat.

Dalam pertarungan itu, Baya digigit Sura dibagian pangkal ekor sebelah kanan.

Sehingga, ekor itu selalu membengkok ke kiri.

Sura juga tergigit di bagian ekor sampai mau putus, kemudian Sura kembali ke lautan.

Baya bangga karena mampu mempertahankan daerahnya.

Pertarungan Hiu bernama Sura dan Buaya yang bernama Baya ini sangat berkesan bagi masyarakat Surabaya.

Nama Surabaya dikait-kaitkan dengan peristiwa tersebut oleh beberapa pihak.

peristiwa ini merupakan cikal bakal dibuatnya lambang Kota Surabaya.

Yakni gambar ikan hiu sura dan buaya baya.

Ada juga yang berpendapat bahwa asal-usul Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya.

Sura mengandung arti Jaya atau selamat, Baya mengadung arti bahaya.

Sehingga Surabaya artinya “selamat menghadapi bahaya”.

 

 

Sumber Berita : bobo.grid.id perkotaan.bpiw.pu.go.id

Berita Terkait

Puncak Festival Harmoni Budaya Nusantara IKN Semakin Meriah Dengan Penampilan Reog Ponorogo
Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat Melibatkan Negara Luar Negeri Dalam Sebuah Festifal
Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara Didukung Oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Artis Ibu Kota, Puteri Indonesia Memakai Kostum Spektakuler Pada Puncak JFC ke 22
Kongres Wanita Indonesia Bahagia Bisa Merayakan Hari Kebaya Nasional, Melaksanakan Keputusan Presiden Jokowi
Kebaya Warisan Kebudayaan Bangsa Yang Harus Dipertahankan Eksistensinya, Berikut Pernyataan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Peringatan Hari Kebaya Nasional 2024 Mirip Dengan Acara Yang Dilakukan Presiden Soekarno
Jamu Harus Dilestrikan Keberadaannya Karena MErupakan Ciri Khas Indonesia, Berikut Peryataan Ketua DPR RI

Berita Terkait

Sabtu, 7 September 2024 - 23:14 WIB

Puncak Festival Harmoni Budaya Nusantara IKN Semakin Meriah Dengan Penampilan Reog Ponorogo

Rabu, 21 Agustus 2024 - 22:15 WIB

Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat Melibatkan Negara Luar Negeri Dalam Sebuah Festifal

Rabu, 21 Agustus 2024 - 22:12 WIB

Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara Didukung Oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Senin, 5 Agustus 2024 - 12:43 WIB

Artis Ibu Kota, Puteri Indonesia Memakai Kostum Spektakuler Pada Puncak JFC ke 22

Rabu, 24 Juli 2024 - 12:54 WIB

Kongres Wanita Indonesia Bahagia Bisa Merayakan Hari Kebaya Nasional, Melaksanakan Keputusan Presiden Jokowi

Berita Terbaru