Militer Ukraina berhasil menembak jatuh dua pesawat komando Rusia.
Peristiwa ini terjadi sejak dimulainya invasi besar-besaran oleh Vladimir Putin.
Dilansir The Guardian, Selasa (16/1/2024), Valerii Zaluzhnyi, Panglima Tertinggi Ukraina menyatakan.
Pihaknya telah menembak pesawat pendeteksi radar jarak jauh A-50 dan sebuah pesawat pusat kendali Il-22.
Dua armada itu terbang di atas Laut Azov pada Minggu dan ditembak pada pukul 21.10 waktu setempat.
A-50 pendeteksi pertahanan udara dan penentu target jet Rusia jatuh dan menewaskan awaknya.
Il-22 rusak parah karena melakukan pendaratan darurat di lapangan terbang di Anapa, Rusia.
Ukraina berhasil menembak dan menggagalkan strategi Rusia secara senyap.
Pejabat Rusia manyatakan “tidak memiliki informasi” terkait dengan apa terjadi.
Tetapi blogger pro-Kremlin menyatakakan rencana tersebut dihantam oleh tembakan sendiri.
Mungkin juga ditembak jatuh oleh tim operasi SAS Inggris menggunakan rudal permukaan-ke-udara.
Meskipun tidak dietahui secara pasti tetapi insiden ini adalah hantaman bagi sektor penerbangan Rusia.
Disatu sisi menjadi dorongan moral dan penyemangat bagi angkatan bersenjata Ukraina.
Beberapa bulan yang lalu Rusia telah melancarkan gelombang serangan di wilayah timur.
Tepatnya di sepanjang garis depan yang membeku untuk mendapatkan kembali inisiatif tersebut.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Kremlin hanya memiliki enam A-50 yang berfungsi dalam pelayanan.
Dan setiap pesawat tersebut membutuhkan biaya US$330 juta untuk pembuatannya.
Sejak tahun lalu Ukraina menyerang infrastruktur militer Rusia di wilayah pendudukan Krimea.
Pasukan militer tersebut dengan menargetkan stasiun radar dan fasilitas Rusia lainnya.
Yaitu dengan menyerang markas armada Laut Hitam Rusia di pelabuhan Sevastopol.
Sehingga memaksa kapal angkatan laut pindah bergeser ke pelabuhan yang lebih aman.
Kyiv berusaha merebut kembali wilayah Rusia di Laut Azov meliputi pelabuhan Berdyansk dan Mariupol, yang direbut pada 2022.