Gus Yahya Meminta Maaf Terkait Pertemuan Anggotanya Dengan Presiden Israel, Ada Peran NGO Yang Menjadi Penyambung

- Jurnalis

Rabu, 17 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia dihebohkan dengan banyaknya pemberitaan yang membahas anggota ormas dengan Presiden Israel.

Karena ormas yang mereka ikuti adalah terbesar di Indonesia dan berlandaskan agama.

Sehingga wajar ketika masyarakat banyak yang memberikan komentar terkait hal tersebut.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebutkan bahwa.

Ada organisasi nirlaba atau NGO yang mendukung pertemuan lima orang warga NU atau nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

“Setelah saya tanya-tanya, ini memang dari satu channel NGO yang merupakan advokat dari Israel,”

Hal itu diucapkan Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers di Kantor PBNU Jakarta, Selasa.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, menyebutkan terdapat sejumlah organisasi nirlaba yang berperan sebagai advokat Israel.
seperti dalam membantu urusan lobi dan negosiasi soal kepentingan Israel.

Baca Juga :  Junta Militer Myanmar Kembali Panas, Jet Tempur Berhasil Dijatuhkan Pasukan Oposisi

Meski demikian ia tidak menyebutkan nama dari organisasi nirlaba yang mendukung kegiatan pertemuan kelima nahdliyin tersebut dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

“Jadi memang ada di dunia ini NGO-NGO yang beroperasi sebagai advokat Israel.

Jadi yang membantu lobi dan kepentingan Israel dan lain sebagainya. Ini yang mengajak mereka,” ujarnya.

Gus Yahya mengungkapkan hal serupa kerap terjadi tidak hanya di Indonesia, namun juga di negara-negara lainnya.
dengan upaya yang bermacam-macam guna menyampaikan pesan-pesan tersendiri dari Israel.

Adapun soal keberangkatan kelima nahdliyin tersebut hingga bisa bertemu dengan Presiden Israel,

Baca Juga :  Elly Engelbert Lasut dan Hanny Joost Pajouw Mendaftar ke KPU Sulawesi Utara Sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur

Gus Yahya menyebut semuanya bisa diurus, meski tak ada perwakilan Kedutaan Besar Israel di Indonesia.

“Jelas bahwa visanya nggak didapat dari Indonesia, karena nggak ada perwakilan Israel di sini, ucap Gus Yahya.

Meski demikian Gus Yahya selaku ketua organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia itu.

Menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, atas kegaduhan yang diperbuat oleh lima orang anggotanya.

Untuk diketahui sebanyak lima nahdliyin mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog dan fotonya viral di media sosial.

Masyarakat berharap agar permasalahan ini bisa disikapi dengan dingin dan tidak menimbulkan keresahan sosial.

Berita Terkait

Ancaman Nuklir Pakistan ke India dan Peran Amerika Serikat Dalam Perang
Israel Mendukung India Dalam Perang Melawan Pakistan, Tidak Ada Tempat Untuk Terorisme
Carney Siap Melawan Perang Tarif Presiden Donald Trump Setelah Menang Pemilihan Ketua Partai Liberal
Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik
IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur
Imperialisme Serial ke 5, Perang dan Masa Depan Dunia
Imperialisme Serial keempat, Pergerakan Imperialis dan Kapitalis Dalam Rangka Meningkatkan Kekayaan
Imperialisme Serial Ketiga, Doktrin Yang Dianggap Mewakili Kebenaran dan Kebaikan

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 22:55 WIB

Ancaman Nuklir Pakistan ke India dan Peran Amerika Serikat Dalam Perang

Kamis, 8 Mei 2025 - 22:44 WIB

Israel Mendukung India Dalam Perang Melawan Pakistan, Tidak Ada Tempat Untuk Terorisme

Selasa, 29 April 2025 - 23:13 WIB

Carney Siap Melawan Perang Tarif Presiden Donald Trump Setelah Menang Pemilihan Ketua Partai Liberal

Rabu, 12 Maret 2025 - 22:39 WIB

Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik

Selasa, 11 Maret 2025 - 21:08 WIB

IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur

Berita Terbaru

Pemikiran

REALISME SOSIAL dan POTRET REALITAS

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:05 WIB

Nasionalis

Konsekuensi Sebuah Republik dan Dosa Terbesar  Rezim Reformasi

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:49 WIB