Trump Diharuskan Membayar 5,5 Triliun Terkait Kasus Yang Menjeratnya

- Jurnalis

Selasa, 19 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ilustrasi pengaturan kiri dan kanan peserta rapat majelis

ilustrasi pengaturan kiri dan kanan peserta rapat majelis

Setelah menjadi Presiden Amerika Serikat Donald Trump banyak mengalami kendala dalam berbagai bidang.

Salah satunya yaitu peristiwa yang terjadi setelah ia tidak bisa mendapatkan jaminan dalam kasus penipuan di New York.

Trump diperintahkan untuk membayar US$ 355 juta (Rp 5,5 triliun) pada bulan lalu oleh Hakim New York Arthur Engoron.

Sanksi ini diberikan dalam kasus penipuan perdata yang diajukan oleh Jaksa Agung New York Letitia James.

Baca Juga :  Profil Romo Franz Magnis Suseno Datang ke Indonesia Untuk Belajar Etika dan Teologi Jawa

Bahkan Trump dilarang menjalankan bisnis apa pun di negara bagian terhitung selama tiga tahun ke depan.

Engoron menulis keputusan sebanyak 93 halaman bahwa Trump dan rekan-rekan tergugatnya beserta putra-putranya.

Harus bertanggung jawab atas penipuan, konspirasi, karena mengeluarkan laporan keuangan palsu serta catatan bisnis palsu.

Baca Juga :  Prestasi China di Luar Angkasa Makin Gemilang sejak 2019 Membuat NASA Khawatir

Namun Engoron memberi peluang Trump agar dapat melakukan banding dengan membayar US$ 464 juta (Rp 7,3 triliun) sebagai jaminan.

Apabila tidak pembayaran tersebut tidak bisa dilakukan maka Trump akan menghadapi ancaman likuidasi aset oleh negara.

Trump juga dibebaskan untuk mencari pihak swasta yang dapat membantunya menjamin dengan nilai sebesar itu.

Berita Terkait

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata
Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban
Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA
PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa
Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang
Petaka Menyerang Anak Anak di Negara Sudan Karena Perang dan Penyakit, UNICEF Meminta Bantuan Masyarakat Internasional
Iran Menabuh Genderang Perlawanan Terhadap Israel dan Memastikan Pembalasan Tanpa Kompromi
Donald Trump Menolak Kendaraan Listrik Meskipun Sudah Mendapat Dukungan Dari Elon Musk, Isu Perubahan Iklim Hanya Berita Bohong