Rusia Tidak Percaya Jika ISIS Dibalik Serangan Yang Menewaskan 143 Orang di Gedung Konser

- Jurnalis

Sabtu, 30 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto Pertemuan Putin dan Netanyahu, Sumber Newyork times

foto Pertemuan Putin dan Netanyahu, Sumber Newyork times

Tragedi penyerangan di Rusia masih terus didalami untuk mencari kebenaran dari peristiwa tersebut.

Karena banyak keluarga yang ditinggalkan oleh korban yang meninggal dalam serangan berdarah pada waktu itu.

Ada beberapa hipotesa yang menjadi kecurigaan Rusia terkait dalang dari serangan brutal dan tidak manusiawi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Disatu sisi Rusia ragu jika ISIS berada di balik serangan penembakan di gedung konser Moskow pada Jumat lalu yang menewaskan 143 orang.

Pihak Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan “sangat sulit dipercaya” jika ISIS memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan tersebut.

Baca Juga :  Megawati Ajak Rusia Untuk Berjalan Berdampingan Serta Kerjasama Bilateral

Moskow, yang belum memberikan bukti, bahwa Ukraina berada di balik serangan di Balai Kota Crocus.

Tercatat bahwa serangan itu termasuk paling mematikan yang pernah dialami Rusia dalam 20 tahun.

Kementerian Darurat Rusia menerbitkan daftar nama 143 orang tewas dalam penembakan massal Jumat lalu.

Namun penghitungan resmi sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 139 orang.

ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut dan para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan.

Mereka memiliki data intelijen yang menunjukkan serangan itu dilakukan oleh cabang jaringan tersebut di Afghanistan, ISIS Khorasan.

Baca Juga :  Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Meminta Tambahan Bantuan Perang Melawan Rusia Kepada Amerika Serikat

Ukraina berulang kali membantah pihaknya ada hubungannya dengan serangan itu.

Zakharova mengatakan negara-negara Barat segera melemparkan tanggung jawab pada ISIS.

Sebagai cara untuk mengalihkan kesalahan dari Ukraina dan pemerintah Barat yang mendukung Kyiv.

“Untuk menghilangkan kecurigaan dari kolektif Barat, mereka sangat perlu menemukan sesuatu.

Jadi mereka menggunakan ISIS, mengeluarkan kartu as, dan hanya beberapa jam setelah serangan teroris.

Kemudian media Anglo-Saxon mulai menyebarkan versi-versi ini,” katanya, dilansir Reuters, Kamis (28/3/2024).

Berita Terkait

Donald Trump Menang Pemilu Amerika Serikat 2024 Karena Mendapat Dukungan Suara Dari Mayoritas Muslim, Berikut Alasannya
Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris
Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata
Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban
Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA
PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa
Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang
Petaka Menyerang Anak Anak di Negara Sudan Karena Perang dan Penyakit, UNICEF Meminta Bantuan Masyarakat Internasional
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 21:50 WIB

Rumah Sakit Indonesia Mendapat Serangan Dari Pasukan Israel, Pengungsi Ketakutan dan Teriak Histeris

Kamis, 12 September 2024 - 22:54 WIB

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata

Senin, 2 September 2024 - 18:37 WIB

Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban

Jumat, 30 Agustus 2024 - 14:54 WIB

Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA

Kamis, 29 Agustus 2024 - 17:38 WIB

PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa

Berita Terbaru