Tragedi penyerangan di Rusia masih terus didalami untuk mencari kebenaran dari peristiwa tersebut.
Karena banyak keluarga yang ditinggalkan oleh korban yang meninggal dalam serangan berdarah pada waktu itu.
Ada beberapa hipotesa yang menjadi kecurigaan Rusia terkait dalang dari serangan brutal dan tidak manusiawi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Disatu sisi Rusia ragu jika ISIS berada di balik serangan penembakan di gedung konser Moskow pada Jumat lalu yang menewaskan 143 orang.
Pihak Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyatakan “sangat sulit dipercaya” jika ISIS memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan tersebut.
Moskow, yang belum memberikan bukti, bahwa Ukraina berada di balik serangan di Balai Kota Crocus.
Tercatat bahwa serangan itu termasuk paling mematikan yang pernah dialami Rusia dalam 20 tahun.
Kementerian Darurat Rusia menerbitkan daftar nama 143 orang tewas dalam penembakan massal Jumat lalu.
Namun penghitungan resmi sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 139 orang.
ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut dan para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan.
Mereka memiliki data intelijen yang menunjukkan serangan itu dilakukan oleh cabang jaringan tersebut di Afghanistan, ISIS Khorasan.
Ukraina berulang kali membantah pihaknya ada hubungannya dengan serangan itu.
Zakharova mengatakan negara-negara Barat segera melemparkan tanggung jawab pada ISIS.
Sebagai cara untuk mengalihkan kesalahan dari Ukraina dan pemerintah Barat yang mendukung Kyiv.
“Untuk menghilangkan kecurigaan dari kolektif Barat, mereka sangat perlu menemukan sesuatu.
Jadi mereka menggunakan ISIS, mengeluarkan kartu as, dan hanya beberapa jam setelah serangan teroris.
Kemudian media Anglo-Saxon mulai menyebarkan versi-versi ini,” katanya, dilansir Reuters, Kamis (28/3/2024).