Penyakit menyerang masyarakat ditengah perang Israel dan Palestina.
Kerena keterbatasan akses kesehatan dan makanan terkena imbas konflik.
Selain itu penyakit bisa menyebabkan ancaman yang lebih besar.
Terhadap masyarakat jika dibandingkan dengan pemboman di Gaza.
Hal ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tingginya jumlah penduduk dan kurangnya akses pada air minum bersih.
Dan sistem sanitasi menyebabkan penyakit yang menular.
Terutama penyakit diare pada anak-anak.
Menurut WHO mencapai hampir 100 kali lipat dari situasi normal.
“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit.
Dibandingkan dengan yang kita lihat akibat pemboman.
jika kita tidak mampu mengembalikan sistem kesehatan ini,”.
Ujar juru bicara WHO Margaret Harris dalam laporan kepada PBB di Jenewa, Hari Selasa.
WHO menegaskan kekurangan pangan bisa menambah risiko penyakit.
Sedangkan masyarakat tidak berdaya karena kelaparan.
Akibatnya mereka lebih rentan terhadap penyakit.
Faktor lainnya adalah kesulitan dalam mendapatkan akses pengobatan.
Serta minimnya staf medis dan kurangnya akses obat-obatan dan vaksinasi.
Pengumpulan sampah dari tempat penampungan yang padat sangat sulit.
Sehingga menambah kekhawatiran akan risiko penyakit.
Dalam menanggapi kondisi kemanusiaan di jalur Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia telah menyarankan untuk gencatan senjata.
“mempertahankan akses bantuan ke Gaza,”
“perlindungan warga sipil dan layanan kesehatan,”
dan “penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional,” di platform media sosial X, sebelumnya bernama Twitter.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas.
Setelah serangan mereka pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.
Pada waktu itu menewaskan sekitar 1.200 orang.
Dalam serangan itu, Hamas juga menyandera sekitar 240 orang.
Israel melawan militan Hamas telah menewaskan lebih dari 14.000 orang.
Sumber Berita : VOA