Komunitas Negara internasional mempunyai tanggapan berbeda tekait hasil pemilu Taiwan.
Disatu sisi ada yang memuji dan Mengapresiasi atas terpilihnya Lai Ching te sebagai Presiden.
Tetapi dilain pihak ada yang kecewa karena terpilihnya Lai Ching-te merupakan ancaman.
Lai Ching-te perwakilan Partai Progresif Demokratik (DPP) menang dengan 40,1% suara.
Pada pemilu Taiwan yang telah melaksanakan pemilihan presiden pada hari Sabtu (13/1/2024).
Negara-negara Barat mayoritas menyambut baik atas terpilihnya Lai Ching Te tersebut.
Karena mereka memberi dukungan sudah lama, meskipun ada beberapa batasan yang dialamatkan blok Barat.
Amerika Serikat
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan dan memberi hormat kepada Lai.
Karena kemenangannya dan memuji “sistem demokrasi serta proses pemilihan yang kuat” di pulau dengan pemerintahan sendiri tersebut.
“Washington juga berkomitmen untuk selalu menjaga perdamaian dan stabilitas lintas Selat.
Serta mencari solusi dari perbedaan secara damai, bebas paksaan dan tekanan,” ujarnya.
Namun Presiden AS Joe Biden menyatakan tidak mendukung atas kemerdekaan Taiwan.
Biden khawatir pemilu, transisi, dan pemerintahan baru akan berpotensi konflik dengan Beijing.
Uni Eropa (UE)
Sedangkan Uni Eropa (UE) merespon baik pemilihan Presiden Taiwan yang sudah berlangsung.
UE mengucapkan selamat kepada semua pemilih yang “berpartisipasi dalam latihan demokrasi ini.
Namun pihak tersebut tidak mengucapkan nama Lai yang saat itu terpilih.
Hal itu diucapkan juru bicara kepala diplomatik UE Josep Borrell dalam pernyataannya.
“UE menyatakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah kunci keamanan dan kemakmuran regional dan global.”.
Inggris
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron memberikan selamat kepada Lai.
Dia berharap Taiwan dan China bisa memperbarui upaya penyelesaian perbedaan mereka secara damai.
Cameron memberikan pernyataan “Pemilu hari ini adalah bukti demokrasi Taiwan yang dinamis,”
“Saya berharap kedua belah pihak di Selat Taiwan akan duduk bersama dan komunikasi.
Demi solusi damai melalui dialog yang konstruktif, tanpa ancaman atau penggunaan kekuatan atau paksaan.”
Kanada
ucapan selamat kepada rakyat Taiwan setelah pemilu disampaikan Kementerian Luar Negeri Kanada.
Sama seperti pernyataan yang disampaikan UE, Ottawa tidak menyebut nama Lai.
“Dipandu pilar demokrasi, hak asasi manusia dan perdamaian, Kanada berharap dapat memajukan hubungan antar masyarakat, ilmu pengetahuan dan investasi,”
Ujar Kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X.
Jepang
Sekutu Barat yang jaraknya sangat berdekatan dengan Taiwan, yakni Negara Jepang.
Juga memberikan selamat karena kelancaran pelaksanaan pemilu yang demokratis.
“Kami berharap persoalan seputar Taiwan diselesaikan secara damai melalui dialog.
Agar bisa berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ujar pernyataan resmi.
Rusia
Sikap politik Rusia sangat Berbeda dengan Barat, disampaikan melalui pernyataan.
Rusia justru mendukung klaim yang selama ini diperdebatkan bahwa pulau itu adalah milik China.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
“Moskow berulang kali mendukung kebijakan Satu China Beijing terkait masalah Taiwan,” tegasnya.