Debat calon Presiden Republik Indonesia sudah dilaksanakan oleh KPU RI.
Berlangsung di Jakarta Selasa 12/12/2023 para calon Presiden saling adu gagasan.
Setelah debat pertama ini akan dilangsungkan debat selanjutnya sesuai tanggal yang sudah ditetapkan KPU RI.
Ketua Pusat Kajian Marhaenis ( PKM) Andika Kombun memberikan penilaian debat Capres tadi malam.
Menurut Kombun panggilan akrabnya, debat Capres-Cawapres tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suara pemilih.
Dia mengatakan masyarakat yang menonton debat sudah menjadi pengikut setia alias partisan.
Sedangkan para pemilih mengambang kebanyakan tidak berminat mengikuti debat tersebut.
Selama ini masih belum ada spesifikasi khusus yang menyebutkan kategori pemilih mengambang.
Baik dari segi latar belakang, usia, pendidikan atau indikator lainnya yang menjadi penguat.
Tetapi ada juga peneliti yang menyebutkan bahwa mereka (pemilih mengambang) dari kalangan menengah kebawah.
Ada hal menarik jika kita mengamati hasil survey Litbang Kompas sejak 29 November hingga 4 Desember 2023.
Survey itu memperoleh data sebanyak 28,7% responden belum menentukan pilihan menjelang Pilpres 2024.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan sebanyak 278,8 juta jiwa pada 2023.
Artinya bahwa minimal 75 juta masyarakat belum mempunyai pilihan politiknya terkait Pilpres 2024.
Instrument dan mesin mesin politik capres dan cawapres harus digerakkan untuk menjaring suara mengambang ini.
Agar mereka bisa memenangkan kontestasi pemilihan presiden dan memimpin Indonesia lima tahun kedepan.
Misteri ‘massa mengambang’ akan menjadi sasaran serangan brutal tim sukses capres dan cawapres.
Akan banyak kemungkinan yang akan terjadi selama menafsirkan sosok “ Mengambang “ ini.
Bisa jadi orang yang sudah militan terhadap salah satu capres ikut diserang dengan harapan tambahan suara.
Padahal itu merupakan serangan bunuh diri dimana modal sudah keluar tetapi suara tidak didapat.
Intinya masyarakat yang menonton debat capres-cawapres sudah menentukan pilihan terlebih dahulu, bukan orang yang ‘kurang kerjaan atau iseng’.
Sehingga tidak akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap perolehan suara calon, Ujar kombun.