Liburan lebaran idul Fitri 2024 sudah hampir selesai sehingga para pemudik akan balik ke tempat bekerja.
Kebanyakan mereka yang mudik adalah orang yang bekerja dan berumahtangga di luar kota asalnya.
Tidak heran jika pada saat lebaran hampir tiba atau liburan sudah hampir selesai jalanan begitu padat bahkan menimbulkan kemacetan.
Pihak Jasa Marga memprediksi puncak arus balik 2024 berada pada H+4 Hari Raya Idulfitri atau pada Senin, 15 April 2024.
Diperkirakan jumlah kendaraan di empat gerbang tol utama mencapai 296 ribu kendaraan.
Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 11,7% dibanding Puncak Balik Lebaran tahun 2023 yakni 265 ribu kendaraan atau naik 127,8% daripada waktu normal yang hanya 130 ribu kendaraan.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan bahwa Jasa Marga menyiapkan sejumlah antisipasi pelayanan arus balik.
Langkah tersebut berdasarkan hasil evaluasi pelayanan arus mudik serta peningkatan pelayanan.
Demi mewujudkan perjalanan masyarakat yang lancar, aman, nyaman dan selamat untuk pengguna jalan.
” lonjakan kendaraan diprediksi mayoritas berasal dari Jalan Tol Trans Jawa dan Bandung.
Sedangkan lokasi yang menjadi konsentrasi untuk diantisipasi oleh pengguna jalan yaitu pada KM 66 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Karena merupakan titik pertemuan kendaraan dari Bandung dan Trans Jawa menuju Jakarta.
Prediksi puncak arus balik diperkirakan mengalami peningkatan jumlah volume lalu lintas.
Diperkirakan mencapai 247,3% terhadap normal dan meningkat 18,4% terhadap puncak balik Lebaran 2023,” ucap Subakti dalam keterangan resmi dikutip Jumat (12/4/2024).
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan menyarankan masyarakat agar menghindari tanggal yang berpotensi sebagai puncak arus balik di musim Lebaran tahun 2024.
Berdasarkan versi Kemenhub, prediksi puncak arus balik nasional berada pada H+3 atau Minggu 14 April 2024 dengan sebanyak 40,99 Juta Orang atau 21,16%.
Khusus Jabodetabek diprediksi puncak arus balik yakni pada H+3 atau Minggu 14 April 2024 sebesar 6,12 Juta (21,52%).
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, hal yang turut serta serta berpengaruh terhadap kelancaran mudik dan arus balik antara lain.
Sosialisasi kebijakan mudik/arus balik pada masyarakat dan aparat, ketersediaan BBM, kesiapan infrastruktur, konektivitas jalan, rest area, buffer zone area.
Pertimbangan itulah yang menjadi dasar ditandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) pengaturan dan pengelolaan Lalu Lintas pada masa angkutan lebaran.
Keputusan itu mencakup pembatasan angkutan logistik, manajemen rekayasa lalu lintas, dan penentuan cara bertindak di lapangan lainnya.
Namun SK tersebut bersifat situasional, sepenuhnya sebagai koordinator adalah Korlantas.