Awal mula penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian di dunia.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia.
Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya.
Jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh.
Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.
Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan.
Terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%, dikutip dari berbagai sumber.
Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Pucamadu adalah pupuk hayati majemuk cair, berbahan dasar organik matang siap pakai serta mengandung bakterisida dan fungisida hayati dapat menetralkan pH tanah.
Serta memiliki manfaat untuk meningkatkan Kapasitas Tukar Kation tanah, sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah serta daya tahan tanaman terhadap penyakit akibat bakteri patogen dan infeksi jamur.
Pupuk ini mengandung konsorsium mikroba bermanfaat yang diisolasi dari perakaran kelapa sawit dan memiliki daya adaptasi serta asosiasi yang tinggi pada berbagai komoditas seperti tanaman, perkebunan, tanaman pangan, sayuran dan holtikurtura.
Kemampuan produk ini semakin sempurna karena mengandung bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri penghasil indole acetic acid (IAA) yang berperan sebagai plant growth promoting rhizobacteria (PGPR)”. Sigit membuka dan mengawali sosialisasi dengan Gapoktan Pringkuku Pacitan.
Ditambah dengan kandungan Bakteri Pseudomonas sp, menghasilkan fitohormon sebagai Zat Pengatur Tanah (ZPT) sehingga tanaman menjadi sehat dan produksi meningkat.
Perizinan Pucamadu Pupuk Hayati Majemuk Cair terdaftar No. 03 02 2021 009 dan No. 021 OL/Kpts/SR310/B/02/2021

Perwakilan PT Madubaru Sigit Agus Himawan beserta Timnya, menjalankan sosialisasi ke Gapokta Pringkuku di Taman Tanaman Pertanian Pacitan.
Pertemuan berlangsung pada 17 Juli kemudian Acara dimulai 12:00 siang dan selesai 13:00 WIB.
Dalam acara itu dijelaskan isi produk pupuk organik, cara pemakaian pupuk, komposisi dan penggunaan pupuk.
Bahkan sosialisasi itu menjelaskan bahwa pupuk bio pucamadu dapat memperbaiki tanah, usir hama dan memperbaiki tanah.
Keunggulan Pupuk Hayati Pucamadu dan Bioratu
- Menyuburkan Tanah.
- Menghilangkan Residu Kimia dalam Tanah.
- Memicu Pertumbuhan Tanaman.
- Menghemat Penggunaan Pupuk Kimia.
- Membuat Tanaman Lebih Tahan Penyakit dan Hama.
- Meningkatkan Produktivitas Panen 40% – 50%.
- Menghemat Pengolahan Lahan, baik tenaga, fikiran dan keuangan.
- Meningkatkan pH Tanah.
- Mampu Digunakan untuk Reklamasi Lahan.
Keunggulan lainnya Pupuk Hayati Majemuk Pucamadu dan BioRatu
- Harga Terjangkau.
- Ramah Lingkungan.
- Meningkatkan Hasil Panen.
- Mudah Digunakan dalam applikasinya.
Kolaborasi produk unggulan dari dua perusahaan ini diharapkan bisa membantu petani untuk memperbaiki kualitas tanah dan menambah hasil produksi.
Direktur CV. Biomikro Hayati memiliki komitmen tinggi untuk membantu petani dalam budidaya tanaman agar hasilnya melimpah.
Untuk mewujudkan cita cita tersebut CV. Biomikro Hayati bekerjasama dengan PT. Madubaru untuk produk “Pucamadu” yang beralamat di Desa Jl. Padokan, Rogocolo, Tirtonirmolo, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55181
Serta PT Rajawali 1 untuk produk “Bioratu” Jl. Yos Sudarso, Patihan, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63123. (Wijaya)