Tempat wisata menjadi tujuan favorit keluarga untuk mengisi liburan kerja atau sekolah anak.
Selain untuk merefresh pikiran juga bisa menambah wawasan keluarga dari banyak faktor.
Misalnya terkait dengan keindahan alam, flora dan fauna serta berbagai keilmuan lainnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menyiapkan perencanaan pembangunan dua objek wisata alam.
Yakni di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Lokasinya sangat dekat dengan Kota Nusantara, ibu kota baru Indonesia.
“Kami sedang siapkan perencanaan pembangunan wisata Hutan Mangrove (bakau) dan Gua Tapak Raja di Sepaku,” ucap Sandiaga Uno di Penajam, Senin.
Wisata alam Gua Tapak Raja yang berada di Desa Wonosari dan Hutan Mangrove di Kelurahan Mentawir.
Berada di wilayah Kecamatan Sepaku yang berada dekat dengan Kota Nusantara.
Ada beberapa alasan penyediaan tujuan pariwisata di kawasan ibu kota baru Indonesia.
Agar masyarakat Kota Nusantara maupun wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung memiliki berbagai pilihan wisata.
Bahkan Kementerian Parekraf juga telah menyiapkan berbagai objek pariwisata lainnya.
Di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, sebagai alternatif tujuan wisata ibu kota baru Indonesia.
“Kami juga siapkan tempat wisata yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur lainnya untuk tunjang pariwisata Kota Nusantara,” katanya.
Selain Gua Tapak Raja dan Hutan Mangrove, menurut dia lagi, wisata berkelanjutan lainnya yang disiapkan.
Di antaranya kebun raya, bukit Bangkirai dan budaya pampang yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.
Rencana menyiapkan wisata berkelanjutan untuk menunjang pariwisata ibu kota baru Indonesia tersebut.
Hal ini sudah disampaikan kepada kepala negara saat rapat kabinet paripurna perdana di Istana Garuda Kota Nusantara pagi tadi.
Kementerian Parekraf juga menyusun konsep pariwisata ramah lingkungan (ecotourism) ibu kota masa depan Indonesia dan daerah mitra Kota Nusantara, serta kawasan sekitarnya.
Untuk kebersihan objek wisata bisa dikelola dengan baik melalui pengelolaan sampah terintegrasi.
Dengan memberdayakan komunitas, ungkap dia, dan penggunaan energi baru terbarukan (EBT), dan konservasi bakau.
Pengelolaan sampah dengan sistem tersebut bisa menciptakan produk wisata.
Yakni pengunjung yang datang ke tempat wisata diajak menanam bakau maupun melalukan restorasi terumbu karang (wisata carbon offset).