Pernahkah Anda di temui oleh agen asuransi jiwa, kemudian dia menawarkan produk asuransi dan Anda merasa uang pertanggungan jiwa yang ditawarkan terlalu kecil? atau mungkin terlalu besar? Pada pembahasan kali ini, Redaksi akan menjelaskan secara sederhana fungsi dari Uang Pertanggungan dan bagaimana cara menghitung berapakah jumlah minimal uang pertanggungan yang pantas Anda dapatkan ketika memutuskan untuk membeli polis asuransi.
Asuransi sendiri berarti jaminan terhadap kepastian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kepastian yang pasti adalah bahwa setiap orang pasti akan memasuki masa pensiun dan pasti akan meninggal dunia.
Nah untuk itu dibutuhkan sebuah jaminan ketika dua hal tersebut terjadi, pasangan hidup dan anak-anak Anda masih tetap dan memiliki pola gaya hidup yang tetap dan yang terpenting anak-anak masih tetap bisa menyelesaikan pendidikan.
Sebelum memulai menghitung, mungkin Anda bisa memulai untuk menganalisa diri Anda sendiri:
- Nilai Ekonomis, yaitu menghitung besaran income rata-rata perbulan yang Anda dapatkan. Income yang didapatkan di jumlah antara gaji bersih yang Anda terima dari perusahaan tempat Anda bekerja, komisi dari pekerjaan sampingan yang Anda lakukan.
- Beban, yaitu memperhitungkan berapa jumlah keluarga yang Anda tanggung. Ada berapa istri yang Anda miliki (ups…. salah ketik), jumlah anak yang Anda tanggung, bahkan mungkin bisa jadi ada anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan Anda (misal: orang tua, adik kandung, keponakan)
- Utang, yaitu melakukan perhitungan terhadap total Hutang yang dimiliki, baik itu kartu kredit, cicilan kendaraan, cicilan rumah dan lain sebagainya.
Setelah mengetahui tiga poin penting diatas, barulah bisa dilakukan perhitungan sederhana untuk menentukan besaran Uang Pertanggungan Jiwa.
Cara menghitung Uang Pertanggungan Jiwa di bagi menjadi tiga cara. Cara yang pertama yaitu dengan menghitung total pengeluaran pertahun, kemudian di kali 10 tahun, dengan harapan seluruh keluarga bisa terjamin selama 10 tahun kedepan. Cara kedua adalah dengan melibatkan instrumen investasi misalkan Deposito atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
Dan yang terakhir cara ketiga adalah dengan menghitung jumlah dana yang diinginkan berdasarkan kebutuhan saja, misalkan hanya untuk kebutuhan dana pendidikan anak. Cara yang terakhir ini bisa digunakan untuk menghindari membayar premi bulanan yang terlalu besar, sehingga hanya fokus di satu tujuan saja.
1. Cara Pertama
Cara ini adalah cara yang paling sederhana, karena cuman menjumlahkan seluruh pengeluaran perbulan selama setahun, kemudian di kali 10 (tahun) dengan tujuan menjamin kehidupan keluarga selama sepuluh tahun.
Contoh pengeluaran perbulan adalah 10 Juta maka:
10 Juta x 12 (bulan) x 10 (tahun) = 1,2 Milyar
Jadi minimal uang pertanggungan yang Anda butuhkan sebesar 1,2 Milyar, simple bukan? Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang terjadi setelah 10 tahun telah lewat? mungkin cara kedua bisa memberikan solusi.
2. Cara Kedua
Cara kedua ini sedikit lebih rumit dari cara yang pertama, karena sebelum menghitung terlebih dahulu menentukan instrumen investasi yang akan dilibatkan. Sebagai contoh saja melibatkan Investasi Obligasi Ritel Indonesia yang secara history memiliki return di kisaran 6 – 8 % pertahunnya. Kita ambil nilai yang terendah yaitu 6% saja, maka untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
( 10 Juta * 12 (bulan) * 100 ) / 6 = 2 Milyar
Yup.. 2 Milyar adalah angka yang Anda butuhkan, sehingga jika terjadi sesuatu terhadap diri Anda, maka 2 Milyar akan diberikan oleh perusahaan asuransi kepada keluarga Anda, dan uang 2 Milyar tersebut akan ditaruh di Investasi Obligasi Ritel Indonesia dengan hasil investasi 120 Juta per tahun atau 10 Juta per bulan.
Biasanya ketika membutuhkan Uang Pertanggungan yang besar, maka premi yang dibutuhkan juga besar, nah bagi Anda yang keberatan dengan membayar premi yang besar, mungkin cara ketiga di bawah ini lebih cocok untuk Anda.
3. Cara Ketiga
Cara ini hanya mempertimbangkan kebutuhan 1 pihak, sebagai contoh hanya untuk kebutuhan sekolah Anak hingga lulus Sarjana (S1) saja. Kita ambil contoh untuk kebutuhan biaya pendidikan sampai lulus sarjana misalkan 500 Juta. Kemudian perhitungkan berapa lama lagi anak akan masuk ke jenjang pendidikan Kuliah, sehingga Anda bisa menentukan Instrumen investasi apa yang cocok.
Sehingga jika terjadi sesuatu terhadap diri Anda, maka Uang Pertanggungan jiwa akan diberikan oleh perusahaan asuransi sebesar 500 Juta. Atau jika tidak terjadi apa-apa pada diri Anda hingga anak masuk ke perguruan tinggi, tersedia Nilai Tunai sebesar 500 Juta yang bisa di ambil untuk biaya kuliah.
Semoga 3 cara diatas bisa Anda terapkan ketika Anda berhadapan dengan agen asuransi dalam menentukan besarnya Uang Pertanggungan Jiwa dan selalu bersikap bijaksana dalam menentukan hal tersebut, karena nasib seluruh anggota keluarga menjadi taruhannya.