Bendera setengah tiang berkibar di kompleks PBB di seluruh dunia pada Senin (13/11/2023).
Para staf mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengirimkan doa.
Karena lebih dari 100 rekannya terbunuh di Gaza dalam perang Israel-Hamas.
Pada pukul 09.30 waktu setempat Bendera PBB berwarna biru dan putih pertama kali diturunkan.
Di kantor Bangkok, Tokyo dan Beijing, dan kemudian kantor-kantor PBB lainnya pun mengikuti.
Hari Jumat Badan PBB untuk Mendukung Pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan.
101 karyawannya tewas di Jalur Gaza sejak perang meletus lebih dari sebulan yang lalu.
PBB melaporkan hari minggu “sejumlah besar kematian dan cedera” dalam serangan terhadap salah satu fasilitas PBB di Gaza.
“Staf UNRWA di Gaza mengapresiasi pengibaran bendera PBB setengah tiang di seluruh dunia,”.
Hal ini diucapkan direktur badan tersebut di Jalur Gaza, Tom White, dalam pernyataan.
“Namun di Gaza, kita harus tetap mengibarkan bendera PBB sebagai tanda bahwa kita masih berdiri dan melayani rakyat Gaza”.
Israel terus menyerang Jalur Gaza sejak Hamas melakukan serangan 7 Oktober terhadap komunitas Israel Selatan.
Ini merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah Negara Israel.
Sekitar 1.200 orang sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan itu.
Selain itu Hamas menyandera sekitar 240 orang, menurut pejabat Israel.
Lebih dari 11.000 orang, umumnya warga sipil dan anak-anak, tewas di Gaza.
Dalam serangan balasan Israel, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Pada Senin (13/11) di Jenewa, markas besar PBB terbesar kedua setelah New York, bendera PBB dikibarkan setengah tiang.
Tidak ada bendera lain dari 193 negara anggota yang dikibarkan di lorong utama kompleks itu.
Staf PBB juga diundang untuk mengheningkan cipta, kata juru bicara Rolando Gomez.
Tatiana Valovaya, Dirjen Kantor PBB di Jenewa mengatakan “Dalam sebulan ini, 101 rekan kami meninggal di Gaza,”
Disampaikan kepada puluhan anggota staf yang berkumpul untuk upacara tersebut.
“Ini adalah jumlah tertinggi pekerja bantuan yang terbunuh dalam waktu singkat, dalam sejarah organisasi kita.”
Selain di Jenewa acara doa untuk korban meninggal juga diadakan di Kathmandu dan Kabul.
Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan, Roza Otunbayeva, memimpin sekitar 250 orang untuk mengheningkan cipta.
Sumber Berita : VOA