Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Bung Karno.
Bung Karno menyampaikan melalui forum Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Peristiwa pemaparan ideologi Pancasila terjadi pada tanggal 30 September 1960.
Ketika itu Presiden Sukarno mendapat kesempatan menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB.
Dengan menggebu gebu dia menawarkan konsep yang berjudul Membangun Dunia Kembali (To Build The World A New).
Mengutip data dari situs Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional Indonesia, (19/1/2024).
Narasi teks pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB pada waktu itu sepanjang 28 halaman.
Secara rinci dia menyinggung Pancasila sebanyak 23 kali di dalam pidato tersebut.
Menurut Bung Karno Pancasila adalah lima sendi negara yang tidak berpangkal kepada konsep Manifesto Komunis atau Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat.
Pidato Bung Karno To Build the World A New pada 30 September 1960 menjadi memori dunia.
Bung Karno mencetuskan manifesto intelektual, politik dan ideologi yang bersifat internasional.
Dia berkeyakinan bahwa dunia harus dibangun kembali didalam pidatonya.
Pembangunan dunia harus dilakukan seiring bangkitnya kemerdekaan di negara Asia-Afrika.
Yang bersatu padu sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
Ajakan Bung Karno untuk membangun dunia kembali tetap berdasarkan pada Pancasila.
Bung Karno mengenalkan dan menawarkan Pancasila sebagai ideologi internasional di forum internasional yang dihadiri para pemimpin dunia.
Argumentasi kenapa setiap negara perlu mengadopsi Pancasila sebagai ideologi kenegaraannya. Juga disampaikan Bung Karno.
Karena nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat nasional keindonesiaan, tetapi universal dan internasional.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah nilai universal, kemanusiaan universal, nasionalisme universal, demokrasi universal dan keadilan sosial universal.
Nasionalisme juga dijelaskan oleh Bung Karno sebagai nilai nilai universal.
Karena nasionalisme dianut oleh semua negara modern sebagai bentuk cinta tanah air.
Sumber Berita : perpusnas