Myanmar Semakin Tegang Setelah Iran Serang Israel

- Jurnalis

Sabtu, 20 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pasukan Ukraina Mempersiapkan Bom Peluncur

Pasukan Ukraina Mempersiapkan Bom Peluncur

Konflik senjata tidak hanya berlangsung di Palestina atau Iran, situasi di Myanmar juga masih memanas.

Bahkan konflik Myanmar lebih dahulu memanas karena kepentingan politik lokal yang tidak bisa dikompromi.

Pemberontak terus mendesak kelompok junta militer, yang telah melakukan kudeta sejak tahun 2021 lalu.

Bahkan Myawaddy, sebuah pos perdagangan penting antara Myanmar dan Thailand.

Berhasil diduduki dan direbut oleh pemberontak dari junta yang berkuasa pada pekan lalu.

Kerusakan parah serta hancurnya bangunan dengan banyak lubang peluru terlihat disepanjang pinggiran kota.

Pemberontak bertempur melawan pasukan junta di Myawaddy dan mereka menggambarkan bahwa.

Militer semakin mengalami demoralisasi dan tidak mau mempertahankan posisinya.

“Kami sukses merebut tiga pangkalan dan menguasai wilayah itu terhitung dalam waktu yang sangat singkat.

Kemudian Militer melarikan diri bersama sama,” ucap komandan unit pemberontak, Saw Kaw, dikutip dari Reuters, Sabtu (20/4/2024).

Baca Juga :  Kecelakaan Helikopter Pemimpin Iran Mengagetkan Timur Tengah, Berikut Pernyataan Pihak Yang Berkonflik

Selama bertempur memperebutkan Myawaddy, pasukan milisi etnis Karen, KNU, telah mengepung kota tersebut.

Mereka mendesak pemerintah junta setempat sampai mencapai titik kehancuran sebelum mengambil alih.

Terdapat sekitar 200 tentara junta terjebak di dekat jembatan antara Myawaddy dan Thailand.

Kondisi tersebut membuat mereka memilih untuk menyerah kepada Thailand atau KNU.

Direbutnya Myawaddy menandakan dua penyeberangan perbatasan darat terpenting di Myanmar saat ini berada di tangan perlawanan.

Sebab pada tahun lalu pihak pemberontak mengklaim kendali atas Muse, dekat perbatasan China.

“Keberhasilan ini telah memutus kekuasaan junta yang sedang kekurangan uang di hampir seluruh perbatasan darat dengan perekonomian terjun bebas dan kemiskinan meningkat dua kali lipat sejak tahun 2017,” menurut data PBB.

Lembaga pemikir Institut Strategi dan Kebijakan-Myanmar (ISP) yang berkantor di Thailand mengatakan.

Perkiraan setelah direbutnya Myawaddy, maka junta telah kehilangan sebanyak 60% pendapatan bea cukai berbasis darat.
“Peristiwa ini memperlihatkan junta gagal menghalau serangan besar pemberontak sejak Oktober.

Baca Juga :  Cara Berbisnis Ditengah Arus Tekonologi dan Informasi Yang Semakin Pesat

Bisa jadi mereka berada di posisi terlemah sejak kudeta pada tahun 2021 terhadap pemerintahan sipil terpilih Aung San Suu Kyi,” ujar para analis.

Namun analis keamanan Anthony Davis memprediksi bahwa junta akan berusaha merebut kembali Myawaddy dalam beberapa minggu mendatang.

Ini merupakan upaya untuk menghalangi akses perlawanan yang menjadi jalur penting perdagangan vital.

Berdasarkan data yang dikutip Sekitar 14% total perdagangan Myanmar dilakukan melalui perbatasan darat.

Dalam rentang waktu antara April 2023 dan Maret 2024 sekitar US$ 1,15 miliar (Rp 18,6 triliun), dilakukan melalui Myawaddy.

“Disatu sisi Junta ingin merebut kembali kendali atas Myawaddy, sebagai pusat perdagangan penting dan pintu gerbang utama ke Asia Tenggara,” kata Davis

 

Berita Terkait

Ancaman Nuklir Pakistan ke India dan Peran Amerika Serikat Dalam Perang
Israel Mendukung India Dalam Perang Melawan Pakistan, Tidak Ada Tempat Untuk Terorisme
Carney Siap Melawan Perang Tarif Presiden Donald Trump Setelah Menang Pemilihan Ketua Partai Liberal
Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik
IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur
Imperialisme Serial ke 5, Perang dan Masa Depan Dunia
Imperialisme Serial keempat, Pergerakan Imperialis dan Kapitalis Dalam Rangka Meningkatkan Kekayaan
Imperialisme Serial Ketiga, Doktrin Yang Dianggap Mewakili Kebenaran dan Kebaikan

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 22:55 WIB

Ancaman Nuklir Pakistan ke India dan Peran Amerika Serikat Dalam Perang

Kamis, 8 Mei 2025 - 22:44 WIB

Israel Mendukung India Dalam Perang Melawan Pakistan, Tidak Ada Tempat Untuk Terorisme

Selasa, 29 April 2025 - 23:13 WIB

Carney Siap Melawan Perang Tarif Presiden Donald Trump Setelah Menang Pemilihan Ketua Partai Liberal

Rabu, 12 Maret 2025 - 22:39 WIB

Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik

Selasa, 11 Maret 2025 - 21:08 WIB

IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur

Berita Terbaru

Nasionalis

Konsekuensi Sebuah Republik dan Dosa Terbesar  Rezim Reformasi

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:49 WIB