Gula menjadi kebutuhan masyarakat karena digunakan dalam berbagai aktivitas sehari hari.
Selain untuk membuat pemanis minuman, gula juga dipakai untuk campuran bahan makanan.
Sehingga kondisi gula dipasaran sangat mempengaruhi situasi sosial masyarakat karena berkaitan langsung dengan hidupnya.
Disatu sisi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mempersilakan pemerintah mengimpor gula.
Menurut Roy, Hal itu agar ketersediaan gula di dalam negeri tercukupi dan pasar stabil.
“Secara catatan kebutuhan gula tiga juta ton itu belum tercukupi. Ditambah gula rafinasi kebutuhannya,” kata Roy saat wawancara dengan Pro 3 RRI, Sabtu (1/6/2024).
Roy juga sempat memperkirakan akan ada tambahan pasokan gula di dalam negeri.
Karena akhir bulan ini tebu sudah digiling, sehingga akan ada tambahan pasokan pada Juli dan Agustus nanti.
Roy meyakini bahwa jumlah pasokan gula lancar, pembatasan pembelian gula tidak diperlukan.
Ini karena konsumsi gula rumah tangga dalam setiap bulan rata-rata hanya sebanyak dua kg.
Ia mengapresiasi observasi Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi gula karena keterbatasan produksi nasional.
Roy mengatakan Pemerintah akan membangun pengolahan gula di Papua untuk meningkatkan kapasitas ketersediaan gula.
Meski demikian, ia berharap pemerintah juga memperhatikan ketersediaan pasokan komoditas pangan lain, seperti, beras, minyak goreng dan lainnya.
Ini merupakan kebutuhan-kebutuhan yang sangat diperlukan masyarakat.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan 11 persetujuan impor (PI) gula konsumsi.
Jumlahnya sebesar 529.550 ton GKP atau 74,74 persen dari alokasi kebutuhan impor.
Namun, realisasi impornya baru mencapai 380.240 ton GKP hingga saat ini. Persentasenya berada pada 71,80 persen dari PI yang telah diterbitkan.
“Diperkirakan impor gula konsumsi akan mencukupi kebutuhan dalam negeri sampai Juni-Juli 2024.
Saat ini sudah memasuki musim giling dan harga di pasaran akan berlarut terkoreksi turun,” kata Direktur Barang Kebutuhan
Pokok dan Bahan Penting Kemendag Bambang Wisnubroto.
Sumber: RRI