Awalnya Hartono Bersaudara membeli saham Como 1907 dengan banderol sekitar 850 ribu euro atau sekitar Rp 14,77 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekaligus melunasi utang klub sekitar 150 ribu euro atau sekitar Rp 2,59 miliar.
pada waktu itu kondisi keuangan klub tidak sehat sehingga membuat harga jualnya tidak terlalu mahal.
Keseriusan pengusaha Indonesia itu dibuktikan lewat investasi infrastruktur olahraga.
Dimulai dengan pembangunan akademi secara serius, hingga renovasi stadion.
Dampaknyapun terbukti dalam waktu tiga musim, tim Como bisa langsung promosi.
Perjalanan dan pembelian Como 1907 oleh pengusaha Indonesia itu diabadikan secara visual.
Melalui film dokumenter berjudul “Como 1907: The Real Story” yang tayang di Mola TV.
Didalam acara tersebut tidak hanya fokus membahas soal klub saja tetapi juga kota Como itu sendiri.
Hartono Bersaudara diketahui sebagai pemilik banyak unit bisnis yang bergerak di berbagai bidang.
Bank BCA menjadi salah satu yang paling populer karena sangat berpengaruh terhadap ekonomi.
Keluarga Hartono membeli saham Bank BCA pasca keluarga Salim menjadi korban krisis ekonomi Asia pada 1997-1998.
Unit bisnis lainnya yang dimiliki oleh keluarga mereka adalah perusahaan rokok Djarum yang besar.
Kemudian perusahaan properti, seperti Hotel Indonesia, Kempinski, Grand Indonesia, hingga Kempinski Residence.
Bisnis di bidang lainnya seperti elektronik (Polytron), Agribisnis (PT Hartono Planatation Indonesia), menara telekomunikasi (PT Sarana Menara Nusantara Tbk).
Industri media (Socer TV, Mola TV), makanan dan minuman (Yuzu, Delizio Caffino), hingga digital (PT Global Digital Niaga).
Tercatat total kekayaan keluarga Hartono mencapai 22,8 US Dollar atau setara Rp 366 triliun.
Mereka kini menjadi orang Indonesia kedua yang memiliki klub tampil di Serie A Italia yakni Como 1907.
Sebelum Hartono ada Erick Thohir yang saat ini menjabat sebagai Menteri dan Ketua Umum PSSI.