Hal yang aneh terlihat di wilayah konflik suriah dan sekitarnya.
Karena dua Negara yang terkenal tidak bisa bersatu kumpul di daerah yang sama.
Rusia dan Amerika Serikat (AS) kompak melakukan serangan di wilayah Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masing-masing menargetkan kelompok pemberontak pemerintah dan militan yang didukung Iran.
Selasa (14/11/2023), Rusia mengkritik Washington karena gagal mengoordinasikan operasinya. Dilansir Al Jazeera.
34 pejuang pemberontak tewas dan melukai 60 lainnya, dalam Serangan udara Rusia di provinsi Idlib, Suriah.
saat permusuhan meningkat di kubu pemberontak terakhir di negara tersebut.
Angkatan Udaraa Rusia menyerang “kelompok bersenjata ilegal” di Idlib.
yang bertanggung jawab atas serangan artileri terhadap posisi pemerintah Suriah.
Kata Laksamana Muda Vadium Kulit, menurut laporan dari kantor berita negara Interfax pada Minggu malam.
kata pejabat Rusia Posisi pasukan pemerintah Suriah diserang tujuh kali dalam 24 jam sebelumnya.
Tentara Suriah menyalahkan pemberontak atas serangan di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Tepatnya di sekitar wilayah Provinsi Idlib dan Aleppo.
Tetapi Suriah membantah melakukan penembakan tanpa pandang bulu terhadap wilayah sipil yang dikuasai pemberontak.
Namun, para pejabat oposisi mengatakan Moskow dan Damaskus memanfaatkan fokus dunia terhadap perang di Gaza untuk meningkatkan serangan di wilayah padat penduduk.
Setelah 12 tahun dilanda perang saudara, Idlib menjadi wilayah terakhir yang dikuasai pemberontak di Suriah.
Akibatnya lebih dari tiga juta penduduk di sana menolak untuk hidup di bawah pemerintahan otoriter Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Lebih dari setengah juta orang telah terbunuh. Sejak pecahnya perang saudara di Suriah pada 2011.
Serangan Amerika Serikat
Koalisi pimpinan AS dianggap telah melanggar wilayah udara Suriah, dan mengatakan banyak penerbangan jet dan drone tidak terkoordinasi dengan pihak Rusia.
Amerika Serikat melakukan dua serangan udara terhadap kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran di Suriah.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengonfirmasi hal ini pada Senin.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa setidaknya delapan pejuang pro-Iran tewas.
Austin mengatakan bahwa lebih banyak serangan terhadap kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran.
Hal ini dapat terjadi jika serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah terus berlanjut.
“Serangan-serangan ini harus dihentikan, dan jika tidak dihentikan, maka kami tidak akan ragu untuk melakukan apa yang diperlukan.
Sekali lagi, untuk melindungi pasukan,” kata Austin kepada wartawan pada konferensi pers di Seoul.
Serangan AS ini adalah yang ketiga dalam waktu hanya dua minggu, seiring upaya Washington untuk mengakhiri serangan drone dan roket terhadap pasukannya di Suriah dan Irak yang dimulai ketika perang Israel-Hamas dimulai sebulan yang lalu.
Pasukan AS dan koalisi telah diserang setidaknya 40 kali di Irak dan Suriah oleh pasukan yang didukung Iran dalam beberapa pekan terakhir.
Sekitar 56 tentara terluka dalam serangan di Suriah dan Irak, namun semuanya telah kembali bertugas.
Sumber Berita : cnbc