Perjalanan politik setiap Negara sangat menarik untuk dipelajari agar bisa menjadi pencerahan bagi pemimpin bangsa sehingga tidak salah dalam memberikan keputusan yang bersifat tetap.
Sebelum Indonesia merdeka banyak Negara di Amerika dan Eropa yang berjuang untuk menentukan bentuk Negara dan sistem yang akan dijalankan.
Kita diingatkan oleh peristiwa Politik pada Pra Revolosi Perancis dan Pasca Revolosi Perancis, KEDIKTATORAN Parlementer ditandai oleh Figur Nopoleon Bonaparte yang sanggup mengobrak Abrik Eropa dalam sekejap sehingga Eropa kontinental tercabut BATAS BATAS NEGARA’nya.
Kemudian berbagai Model Republik Lahir dari situasi Idiologis Politik sebagai Responnya. Ada yang mendasari terjadinya perubahan struktur sosial di Perancis saat itu yaitu Politik Balas dendam dengan JERMAN yang bernama POLITIK REVANCE
Kekalahan Perancis dari Jerman Pra Revolosi Perancis adalah faktor meletusnya Revolosi Perancis disamping Perilaku korup dan Hedonis dari raja Louis, permaisurinya dan Para punggawa kerajaan.
Oto von Bismarck dari Jerman adalah Bapak Pemersatu Jerman Raya ( Prusia)Sehingga wilayah Jerman membentang mulai Denmark Austria Jerman sekarang sampai dengan ceko dan Polandia.
Saat itulah Jerman menjadi sebuah BANGSA YANG BESAR dan Menjadi SEBUAH Negara yang Kuat
Sekali Dalam Sejarah Suatu BANGSA itu BESAR
Sekali dalam Sejarah Negara’ itu Kuat.
Namum Hal yang sedemikian itu tidak menjadikan ADOLF HITLER Terganggu dengan SABDA SEJARAH yang menyatakan tidak akan ada Yang terulang karena hanya sekali Kebesaran itu terjadi.
Tindakan tindakan Idiologis dan Militer Sang Furher Dengan Idiologi NAZI telah membakar Eropa dan memicu terjadinya Perang Dunia Ke Dua sehingga HITLER terhantam oleh BAJA SEJARAH.
Konsekuensi Republik
Kontruksi dan konsekuensi dari Sebuah Republik adalah ada kesiapan mental dari setiap orang yang mendiami sebuah Negara yang berbentuk REPUBLIK.
Ada tiga kekuatan yang terpolarisasi didalam sebuah NEGARA yang berbentuk REPUBLIK itu dan ketiganya tidak akan berkolaborasi dengan alasan apapun.
Merekalah biang kerok Konflik berkepanjangan yang yang melandasi terjadinya konflik berkepanjangan Pada Sebuah Negara Republik.
Dan konflik tersebut akan semakin parah jika sejarah sebelum terbentuknya Republik memiliki budaya konflik yang yang Permanen.
Indonesia adalah laboratorium bagi siapa saja yang berminat untuk menulis tentang Konstruksi dan KONSEKUENSI SEBUAH REPUBLIK.
Ketika ada satu kekuatan dari ketiga kekuatan tersebut berkolaborasi dengan kekuatan lain maka dipastikan akan dihukum dengan sebutan SI- Penghianat.
Seorang Komunis ya komunis
Seorang nasionalis ya Nasionalis
Seorang islamis ya islamis
Namun yang memperkeruh situasi politik di sebuah Republik adalah MILITER, mereka selalu menjadi Penghalang bagi tercapainya sebuah Republik yang sesungguhnya.
MILITER sebagai Alat kelengkapan eksekutif sering digunakan oleh kalangan eksekutif maupun kalangan dari dalam Sendiri untuk memperuncing Konflik Kepada situasi yang Kronik.
Ini hanya gambaran dari kondisi Obyektif psikologis masyarakat Bangsa Indonesia yang memiliki Negara yang berbentuk REPUBLIK.
Kemudian Kepada siapa kondisi Konflik yang tiada Berahir ini dicarikan Solusi..,? tentunya diserahkan Saja Kepada Republik itu Sendiri.
Dia adalah seluruh penghuni Negara ini
Dia adalah seluruh warga negara Indonesia
Dia adalah penduduk Indonesia
Dan dia adalah Rakyat Indonesia itu sendiri
Jangan menyerahkan Republik ini kepada Elite politik, Juga jangan Kepada MILITER apalagi Kepada OLIGARKI jika ingin masa depan peradaban bangsa semakin brilian.
Lebih bijaksana jika semua pihak berjuang bersama untuk mengembalikan Mandat Republik ini Kepada yang empunya yaitu PUBLIK.
Djoko Sukmono
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Gerakan Pemuda Nasionalis Marhaenis
( NASMAR )