Inggit Garnasih mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.
Namun peran dan jasanya tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah, Bangsa dan Negara.
Sehingga sampai saat ini Inggit Garnasih belum mendapat gelar pahlawan nasional.
Akibatnya adalah generasi Bangsa sekarang jarang yang mengenali sosok ibu Inggit.
Inggit Garnasih merupakan istri kedua Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia.
Bung Karno dan Inggit menikah pada tanggal 24 Maret 1923.
Setelah Bung Karno bercerai dari Oetari yang merupakan Istri pertamanya.
Inggit merupakan sosok yang kurang populer dibanding dengan istri lainnya.
Namun ia dikenal sebagai sosok perempuan setia, berani, tegar, dan gigih.
Ketika Bung Karno ditangkap dan dipenjara di Banceuy, Bandung, Inggit tetap menjadi istri setia.
Ia tidak pernah melepaskan peran dan tanggungjawabnya sebagai seorang istri.
Inggit selalu mengunjungi dan mengirim makanan untuk Bung Karno yang berada di balik jeruji penjara.
Bahkan dia menyelundupkan berbagai referensi dan koran untuk bahan pembelaan Bung Karno.
Meskipun Tanpa Bung Karno, ia berusaha mencari penghidupan untuk dirinya sendiri.
Dengan meracik bedak, menjadi agen sabun cuci, serta membuat dan menjual rokok.
Kegigihan Inggit memenuhi kebutuhan keluarga selama suaminya dipenjara, membuat Bung Karno sedih.
Namun, sikap lembut yang dimiliki Inggit membuat Bung Karno semangat untuk terus berjuang.
Selama pernikahannya dengan Bung Karno, Inggit banyak terlibat dalam dunia politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Berikut pengabdian dan perjuangan Inggit Garnasih, seperti mengutip dari Museum Indonesia:
• Menjadi saksi proses lahirnya Peserikatan Indonesia yang kemudian berubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927.
Pada waktu itu Bung Karno sebagai ketua, Mr. Iskak sebagai sekretaris merangkap bendahara dengan anggota pengurusnya Mr. Samsi, Mr. Sartono, dan Ir. Anwari.
• Menjadi saksi lahirnya Sumpah Pemuda.
• Mendampingi kegiatan Bung Karno dalam setiap perjalanan ke berbagai kota ataupun tempat-tempat pengasingan Soekarno.
• Dengan gigih dan tegar memberikan semangat hidup dan perjuangan kepada Bung Karno pada saat dipenjara di Banceuy, Bandung.
Meskipun dia harus bekerja keras mencari uang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
• Membantu memberikan materi (data) untuk referensi Soekarno ketika menyusun pembelaan yang berjudul ‘Indonesia Menggugat’ di depan Pengadilan Landraad Bandung tanggal 18 Agustus 1930
Melihat fakta fakta diatas sudah seharusnya Inggit Garnasih mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Karena Bangsa dan Negara Indonesia tidak boleh mengabaikan peran penting sosok Inggit Garnasih.
Berkat pidato Pledoi Bung Karno dengan judul Indonesia Menggugat, Negara didunia menjadi gempar.
Yang Notabene semua bahan dan referensi pidato diberikan oleh Inggit ketika Bung Karno Dipenjara.
Artinya Inggit sudah melakukan aktivitas yang mengancam keamanannya untuk menyelundupkan buku dan koran kedalam penjara.
Demi terciptanya kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia yang kita rasakan sekarang.
Penulis
Andika kombun
Ketua Pusat Kajian Marhaenis