Korupsi yang disangkakan kepada keluarganya, membuat Mahathir Muhammad mengalami gangguan kesehatan.
Pernyataan penyelidikan ini disampaikan oleh Ketua Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) Azam Baki.
Lembaga itu menduga ada aktivitas korupsi sehingga penyelidikan melibatkan anak Mahathir.
Banyak pihak yang menganggap bahwa kasus ini sangat politis dan mau menjatuhkan nama besar Mahathir Muhammad.
Karena Keluarga tersebut diminta melaporkan kekayaan sejak tahun 1981 hingga sekarang.
Dimana pada waktu itu merupakan era Mahathir pertama kali memimpin Malaysia.
Sakit & Kasus Lain Mahathir
Isu kesehatan yang buruk Mahathir santer seiring beberapa kali kasus korupsi diberitakan media.
Pada bulan Februari dia dilarikan ke rumah sakit karena kesehatan yang tidak baik.
“Dr M saat ini masih dirawat dan dalam proses pemulihan dari infeksi,” ujar ajudannya menyebut panggilan Mahathir.
“Saya tidak bisa mengatakan kapan dia pulang, kecuali IJN memberikan keterangan tingkat kesembuhannya,” tambah ajudan tersebut.
Bukan hanya kasus korupsi, Mahathir juga tengah bergelut dengan sidang lainnya.
Yakni gugatan pencemaran nama baik kepada Wakil Perdana Menteri (PM) Ahmad Zahid Hamidi.
Gugatan pencemaran nama baik tercatat dilaporkan pada Juli 2022 dan terbilang cukup lama.
Mahathir menuduh Ahmad Zahid memfitnahnya ketika pertemuan divisi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Mahathir menuduh komentar Ahmad Zahid yang telah menyindir bahwa”dia bukan terlahir sebagai orang Melayu atau Muslim”.
Tepatnya saat dia menyindir Mahathir dengan menyebut “nama aslinya adalah Mahathir putra Iskandar Kutty”.
Respon Anwar Ibrahim
Secara pribadi Mahathir menganggap penyelidikan kepada putra-putranya kental dengan unsur bermotif politik.
Seperti diketahui bersama bahwa Anwar merupakan oposisi Mahthir pada saat menjabat.
Disatu sisi apa yang didugakan oleh Mahathir ini dibantah oleh Anwar Ibrahim.
Anwar menjelaskan bahwa sejak diangkat di tahun 2022, ia berjanji untuk memerangi korupsi dan fokus pada perekonomian.
Tekad Anwar semakin pudar ketika menghadapi pertanyaan tentang komitmennya terhadap reformasi.
Karena ada beberapa kasus korupsi melibatkan tokoh-tokoh yang bergabung dengan koalisinya.
Tetapi Anwar menegaskan bahwa dia tidak ikut campur terhadap kasus-kasus pengadilan.