Kondisi politik Amerika terus menjadi perhatian pengamat di dunia karena memiliki pengaruh besar.
Bukan hanya dari aspek politik saja namun banyak segmen kehidupan juga terkait dengan presiden terpilih Amerika.
Salah satu contohnya adalah kabijakan yang akan diberikan terkait perang di Palestina dan Ukraina.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris unggul empat poin atas calon presiden partai Republik Donald Trump.
Hasil itu muncul usai Konvensi Nasional Partai Demokrat pekan lalu, menurut jajak pendapat yang dirilis pada Selasa.
Perolehan Jajak pendapat yang dilakukan Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA.
Menunjukkan bahwa Harris memimpin atas Trump dengan perolehan dukungan 47 persen berbanding 43 persen di kalangan pemilih Amerika.
Margin tetap sama di kalangan pemilih potensial dengan Harris didukung 49 persen dan Trump 45 persen.
Harris memperoleh dukungan kuat di antara pemilih perempuan sebesar 53 persen dibanding pemilih pria yang hanya 45 persen.
Harris juga unggul di antara pemilih kulit hitam dan Latin – dengan masing-masing 73 persen dan 51 persen mendukungnya.
Dia menjadi calon Demokrat setelah Presiden AS Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan akhir bulan lalu.
Seiring meningkatnya kekhawatiran atas persoalan ketajaman mentalnya pada usia 81 tahun.
Perombakan rekomendasi Demokrat telah mengirimkan gelombang kejutan dalam pencalonan Gedung Putih.
Waktu itu Harris terus mendapatkan dukungan yang telah hilang dari Biden dalam beberapa bulan terakhir.
khususnya di ‘negara bagian penting yang pemilihnya kerap berpindah partai’.
“Sejak ia naik ke posisi puncak, Wakil Presiden Harris telah berhasil menarik minat pemilih perempuan, dan kesenjangan gender semakin terlihat jelas,” kata Luzmarina Garcia, asisten profesor ilmu politik di FAU, dalam sebuah pernyataan.
“Harris juga telah membangun kembali keunggulan Partai Demokrat di mata pemilih minoritas,” kata Garcia.
Disatu sisi Trump juga mengalami penurunan dukungan di kalangan pemilih independen.
Hasil tersebut meningkat secara signifikan sejak Harris menjadi calon dari Partai Demokrat.
Harris kini memperoleh dukungan dari 48 persen kelompok kritis, jika dibandingkan dengan hanya 35 persen yang mendukung Trump.
“Trump kehilangan dukungan dari kalangan Independen dibandingkan pada Juli,,” ucap profesor ilmu politik FAU Dukhong Kim.
“Jika pola ini terus berlanjut, akan sulit bagi Trump untuk mempertahankan keunggulan dalam pemilihan.” tutupnya.