Eropa Mengancam China Dalam Sektor Kendaraan Listrik, Pajak Dinaikkan Hampir 50 Persen

- Jurnalis

Kamis, 13 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perdagangan internasional sangat dipengaruhi oleh keberpihakan sebuah negara dengan blok tertentu.

Geopolitik menentukan harga sebuah komoditas yang ditransaksikan di pasar global.

Karena kaitannya dengan keamanan, sosial dan stabilitas perputaran ekonomi sebuah negara.

Uni Eropa (UE) resmi menabuh genderang perang baru ke China. Ini terkait penerapan tarif ke mobil listrik (electriv vehicle/EV) Tiongkok.

Dalam sebuah pernyataan Rabu (12/6/2026), UE mengatakan resmi mengenakan tarif sebesar 38,1%.

Pajak tersebut berlaku pada produsen kendaraan listrik baterai (BEV) yang tidak mau bekerja sama dalam penyelidikan perdagangan Eropa.

Jika mereka mau mematuhi kehendak benua itu, maka tarif yang akan berlaku lebih rendah yakni 21%.

Perlu diketahui UE selama ini menilai produk EV China telah mendapat manfaat besar dari subsidi yang tidak adil.

Ini menimbulkan ancaman kerugian ekonomi bagi produsen kendaraan listrik di Eropa.

“UE berkepentingan untuk mengenakan “bea penyeimbang sementara pada BEV impor dari China,” dikutip dari CNBC International.

Secara rinci, UE mensinyalir ini merupakan hasil penyelidikan yang dimulai sejak Oktober.

Tarif tersebut saat ini bersifat sementara, namun akan diberlakukan mulai tanggal 4 Juli jika pembicaraan dengan otoritas China tidak membuahkan hasil untuk mencapai resolusi.

Baca Juga :  BNN Tangkap Pengedar Narkoba di Bengkalis Provinsi Riau Dengan Bukti 29,9 Kilo Sabu

“Tindakan definitif akan dilakukan dalam waktu empat bulan sejak pemberlakuan bea sementara,” kata Komisi UE dalam sebuah pernyataan.

“Masuknya impor China yang disubsidi dengan harga yang sangat rendah menghadirkan ancaman kerugian yang jelas dapat diperkirakan dan akan segera terjadi pada industri UE,” tambahnya.

UE sendiri telah mengenakan tarif sebesar 38,1% pada perusahaan otomotif SAIC. Produsen EV utama China BYD, dikenakan tarif sebesar 17,4% dan Geely dikenakan bea masuk sebesar 20%.

Ketiga produsen tersebut dijadikan sampel dalam penyelidikan UE yang sedang berlangsung.

Namun belum ada konfirmasi lebih lanjut soal Tesla milik Elon Musk, yang juga memiliki pabrik raksasa di Shanghai.

Sebelumnya, Beijing mengatakan hal itu akan “merugikan kepentingan Eropa sendiri”. Pemerintah Xi Jinping mengecam hal tersebut sebagai “proteksionisme” blok.

“Komisi UE akan memberlakukan bea baru terhadap kendaraan listrik yang diimpor dari China,” kata sumber industri, dikutip AFP.

“Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar dan aturan perdagangan internasional, melemahkan kerja sama ekonomi dan perdagangan China-UE serta stabilitas produksi mobil global dan rantai pasokan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian.

Baca Juga :  Indeks FAO Melaporkan Harga Beras Dan Gula Meningkat di Atas 20 Persen

“Kami mendesak pihak UE untuk menghormati komitmennya dalam mendukung perdagangan bebas dan menentang proteksionisme.

Serta bekerja sama dengan China untuk menegakkan kepentingan keseluruhan kerja sama ekonomi dan perdagangan China-UE,” ujarnya lagi,

“China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga hak dan kepentingan sahnya,” ancamnya.

Menurut Peterson Institute for International Economics yang berbasis di AS, impor kendaraan listrik UE dari China melonjak dari sekitar 57.000 pada tahun 2020 menjadi sekitar 437.000 pada tahun 2023.

Menurut Rhodium Group, nilainya meningkat pada periode yang sama dari US$1,6 miliar (Rp 26 triliun) menjadi US$11,5 miliar (Rp 187 triliun).

Sebelumnya tekanan ke mobil listrik China juga dilakukan oleh pihak Amerika Serikat (AS).

Negara adidaya tersebut telah menaikkan tarif untuk mobil listrik China hingga empat kali lipat menjadi 100%.

 

Berita Terkait

Ancaman Nuklir Pakistan ke India dan Peran Amerika Serikat Dalam Perang
Israel Mendukung India Dalam Perang Melawan Pakistan, Tidak Ada Tempat Untuk Terorisme
Carney Siap Melawan Perang Tarif Presiden Donald Trump Setelah Menang Pemilihan Ketua Partai Liberal
Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik
IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur
Imperialisme Serial ke 5, Perang dan Masa Depan Dunia
Imperialisme Serial keempat, Pergerakan Imperialis dan Kapitalis Dalam Rangka Meningkatkan Kekayaan
Imperialisme Serial Ketiga, Doktrin Yang Dianggap Mewakili Kebenaran dan Kebaikan

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 22:55 WIB

Ancaman Nuklir Pakistan ke India dan Peran Amerika Serikat Dalam Perang

Kamis, 8 Mei 2025 - 22:44 WIB

Israel Mendukung India Dalam Perang Melawan Pakistan, Tidak Ada Tempat Untuk Terorisme

Selasa, 29 April 2025 - 23:13 WIB

Carney Siap Melawan Perang Tarif Presiden Donald Trump Setelah Menang Pemilihan Ketua Partai Liberal

Rabu, 12 Maret 2025 - 22:39 WIB

Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik

Selasa, 11 Maret 2025 - 21:08 WIB

IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur

Berita Terbaru

Pemikiran

REALISME SOSIAL dan POTRET REALITAS

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:05 WIB

Nasionalis

Konsekuensi Sebuah Republik dan Dosa Terbesar  Rezim Reformasi

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:49 WIB