Hasil Diskusi World Water forum (WWF) ke-10 di Bali, Masih Banyak Negara Yang Kekurangan air Bersih

- Jurnalis

Jumat, 24 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah World Water Forum yang diikuti oleh perwakilan beberapa negara di Dunia.

Bukan hanya aktivis saja yang bergabung didalamnya, tetapi turut hadir perwakilan negara dan pemerintah.

Diskusi dan pameran tentang Sistem Subak dan Jalur Rempah digelar selama perhelatan World Water forum (WWF) ke-10 di Bali.

Diskusi diselenggarakan di Bali International Convention Centre pada 21 Mei 2024 sementara pameran diselenggarakan di Museum Pasifika pada 21-25 Mei 2024.

Diskusi dan pameran ini menghadirkan perspektif budaya terhadap tema utama World Water Forum, yakni “air untuk kesejahteraan bersama.”

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengatakan pentingnya percakapan transdisipliner dalam menjawab tantangan pengelolaan sumber air sekarang ini.

Dalam United Nation World Water Development Report 2024 dikatakan 2,2 milyar orang tidak punya akses terhadap air minum pada 2022.

Ada 1,4 milyar orang terdampak kekeringan pada 2002-2021, dan 10% migrasi global antara 1970-2000 itu karena terkait kekurangan air.

Baca Juga :  Pengacara Pegi Setiawan Akan Menuntut Ganti Rugi Kepada Polda Jawa Barat, Perhitungannya Realistis dan Tidak Berlebihan

“Sains dan teknologi modern tidak cukup untuk menjawab berbagai masalah itu. Justru sebagian masalahnya timbul karena sains dan teknologi modern digunakan secara tidak bijak,” ujar Hilmar.

Ia pun menambahkan, “Kita memiliki khazanah pengetahuan lokal yang berpijak pada kelestarian dan keberlanjutan, yang jika dikombinasi dengan sains dan teknologi bisa memberikan solusi yang konkret.”

Wakil Direktur Jenderal UNESCO, Xing Qu, hadir memberikan sambutan dalam kegiatan itu.

Percakapan transdisipliner seperti ini sudah difasilitasi UNESCO dalam program Local and Indigenous Knowledge Systems (LINKS).

Xing Qu menyambut baik inisiatif dari Indonesia untuk meneruskan percakapan itu dengan berbagai pemangku kepentingan lokal.

Hadir pula dalam diskusi itu Pengelola Pura Ulun Danau Batur dan juga pengajar di Universitas Udayana, I Ketut Eriadi Ariana.

Ia menjelaskan sejarah dan perkembangan sistem subak di Bali yang merupakan sistem pengelolaan air yang sangat penting bagi orang Bali.

Baca Juga :  Ketidakadilan THR 2024 Semoga Pegawai Honorer Semakin Jaya

Di jantung sistem itu adalah filosofi Tri Hita Karana, yakni harmoni antara unsur parahyangan (Tuhan), pawongan (manusia), dan palemahan (lingkungan).

Jalur Rempah DUnia

Indonesia berada pada jalur rempah dunia, yakni jalur pelayaran tradisional yang membentang antara kawasan Pasifik di sebelah timur sampai pantai timur Afrika di sebelah barat.

Selama lebih dari seribu tahun masyarakat di sepanjang jalur ini berinteraksi, memproduksi warisan pengetahuan yang luar biasa terkait pengelolaan kehidupan yang terkait dengan air.

Pameran yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan Museum Pasifika menghadirkan narasi Jalur Rempah ini.

“Ada khazanah pengetahuan yang luar biasa di dalamnya, yang bisa menjadi inspirasi bagi kita hari ini,” kata Hilmar.

“Dengan pameran ini kita bisa melihat betapa pentingnya kebudayaan dalam sistem global kita sejak lama.Ucapnya.

Berita Terkait

Reforma Agraria dan Aksi Massa Warga Kebon Sayur
Ideologi Marhaenisme Tumbuh Subur di Trotoar Pamekasan, Mahasiswa Dari Berbagai Kampus Aktif Dalam Diskusi
India Membalas Manuver China, Kedua Negara Saling Rebutan Wilayah
Sejarah Kesatuan Buruh Marhaenis ( KBM ) Hingga Terbentuknya Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)
Jutaan Pemudik Kembali Ke Jakarta, One Way Masih Menjadi Solusi Kemacetan
Sejarah Perlawanan Pribumi Yang Mengalami Penindasan Pada Masa Kolonialisme Oleh VOC Maupun Kerajaan Belanda
“Saatnya Kembali ke Dekrit”, Sebuah Tragedi Politik Adalah Awal Lahirnya Paradigma Perpolitikan Berikutnya
Kapal Selam Rusia Bersandar di Surabaya Untuk Mengikuti Berbagai Kegiatan Dengan TNI AL

Berita Terkait

Rabu, 28 Mei 2025 - 22:51 WIB

Reforma Agraria dan Aksi Massa Warga Kebon Sayur

Senin, 26 Mei 2025 - 00:35 WIB

Ideologi Marhaenisme Tumbuh Subur di Trotoar Pamekasan, Mahasiswa Dari Berbagai Kampus Aktif Dalam Diskusi

Minggu, 18 Mei 2025 - 23:51 WIB

India Membalas Manuver China, Kedua Negara Saling Rebutan Wilayah

Rabu, 7 Mei 2025 - 00:12 WIB

Sejarah Kesatuan Buruh Marhaenis ( KBM ) Hingga Terbentuknya Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

Senin, 7 April 2025 - 23:36 WIB

Jutaan Pemudik Kembali Ke Jakarta, One Way Masih Menjadi Solusi Kemacetan

Berita Terbaru

Nasionalis

Manusia Methodologis dan Bangkitnya Soekarnoisme

Sabtu, 14 Jun 2025 - 11:33 WIB