Serangan militan Houthi sangat berdampak kepada perekonomian dunia.
Semua distribusi barang yang melalui laut merah terhambat karena teror Houthi.
Salah satu yang terdampak adalah perusahaan pelayaran Maersk dari Denmark.
Pihak Maersk mengatakan pekan ini akan menghentikan pengiriman kargo.
Terutama yang melalui laut merah wilayah kekuasaan militan Houthi.
Hal ini disebabkan oleh serangan akhir pekan terhadap salah satu kapalnya.
Sejak terjadi konflik Israel dan Hamas Palestina, Militan Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Gencar meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Hal itu dilakukan untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap kelompok militant Hamas.
Yang sejak beberapa bulan yang lalu berperang dengan Israel di Gaza.
Kelompok Houthi Yaman melancarkan hampir dua lusin rudal dengan daya ledak tinggi.
Serangan itu ditujukan terhadap kapal komersial sejak pertengahan November.
Militant Houthi menyatakan pihaknya membidik kapal-kapal yang terkait dengan Israel.
Sekali lagi dengan alasan untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Meskipun pada kenyataannya sebagian kapal yang tidak terkait dengan Israel juga diserang.
Akibatnya Perusahaan-perusahaan pelayaran melakukan alternatif pilihan kedua.
Yaitu melakukan pengalihan rute dari Laut Merah ke Terusan Suez untuk menghindari bahaya.
Peristiwa tersebut mendapat respon dari Michelle Wiese Bockmann dari Lloyd’s List Intelligence.
Pihaknya memberikan pernyataan bahwa “Perdagangan turun sekitar sepertiganya.
Namun yang paling signifikan penurunannya adalah kapal barang petikemas.
Barang-barang tersebut memiliki nilai tinggi dan dikirim dari Asia hingga Eropa.
Apalagi diperkuat oleh fakta fakta bahwa jalur peti kemas tidak transit.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka kurang yakin dengan kemampuan koalisi pimpinan AS.
Yang sebelumnya berkomitmen untuk membuat jalur lalu lintas itu lebih aman.”.
Akibatnya kapal berlayar mengitari ujung selatan Afrika dan menempuh jalur jauh lebih lama.
Sehingga membuat biaya pengiriman dari Asia ke Eropa Utara meningkat.
Bahkan ada yang lebih dari dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir ini.
Padahal bulan kemaren Amerika Serikat meluncurkan Operation Prosperity Guardian.
Pasukan keamanan maritim internasional yang bertujuan untuk melawan serangan Houthi.