Rekor Terburuk Nilai Tukar Mata Uang Asia Ditengah Geopolitik Yang Menegangkan

- Jurnalis

Minggu, 2 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi geopolitik dan stabilitas sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap nilai mata uang sebuah negara.

Tidak heran jika dalam menghadapi sebuah peristiwa yang mengancam stabilitas negara langsung melakukan tindakan terukur.

Performa mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami penurunan di tengah kuatnya ekonomi AS dan indeks dolar AS (DXY).

Baca Juga :  Perdana Menteri Termuda Prancis, Menggantikan PM Elisabeth Borne Yang Mengundurkan Diri

Sejumlah mata uang utama Asia bahkan mencetak rekor terburuk dalam periode yang sangat panjang.

Dilansir dari Refinitiv, mata uang Asia yang memiliki penurunan cukup drastis yakni yen Jepang serta rupee India.

Tidak hanya dua mata uang tersebut, mata uang Asia yang lain seperti rupiah Indonesia.

Kemudian peso Filipina, hingga won Korea Selatan pun terpantau mencetak rekor terendah.

Baca Juga :  Rusia Mengadakan Latihan Senjata Nuklir Sebagai Respon Pernyataan Negara Barat

Mata uang India, rupee, mengalami penurunan sampai ke level terendah dalam sejarah.

Disebabkan banyaknya investor asing yang mengedar portofolio mereka di India dan beralih ke instrumen berdenominasi dolar AS.

Yen Jepang terpantau mengalami depresiasi hingga ke level terendah sejak Juni 1990 atau 34 tahun terakhir (406 bulan).

Berita Terkait

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata
Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban
Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA
PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa
Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang
Petaka Menyerang Anak Anak di Negara Sudan Karena Perang dan Penyakit, UNICEF Meminta Bantuan Masyarakat Internasional
Iran Menabuh Genderang Perlawanan Terhadap Israel dan Memastikan Pembalasan Tanpa Kompromi
Donald Trump Menolak Kendaraan Listrik Meskipun Sudah Mendapat Dukungan Dari Elon Musk, Isu Perubahan Iklim Hanya Berita Bohong

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 22:54 WIB

Sangsi Terhadap Sudan Diperpanjang PBB Selama Satu Tahun ke Depan, Berupa Larangan Perjalanan, Pembekuan Aset, dan Embargo Senjata

Senin, 2 September 2024 - 18:37 WIB

Kebijakan Bumi Hangus Israel ke Palestina Mendapat Protes Keras Dari Pemerintahan Mesir, Perempuan dan Anak Anak Banyak Yang Menjadi Korban

Jumat, 30 Agustus 2024 - 14:54 WIB

Kamala Harris Unggul Empat Poin Atas Donald Trump Berdasarkan Jajak Pendapat Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA

Kamis, 29 Agustus 2024 - 17:38 WIB

PBB Berkomitmen Untuk Melanjutkan Pekerjaan di Gaza Meskipun Memiliki Resiko Kehilangan Nyawa

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 17:18 WIB

Rusia Akan Diundang Ukraina Untuk Menghadiri Konferensi Penyelesaian Sengketa Perang

Berita Terbaru