Berbagai pihak mengantisipasi Pemilihan umum yang dilaksanankan tahun 2024.
Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.
Agar selalu damai, kondusif dan bermanfaat bagi kehidupan yang lebih baik.
Tetapi ada yang menarik dalam penanganan pra dan pasca pemilu 2024.
Salah satunya adalah Dinas Kesehatan kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.
Fasilitas kesehatan puskesmas di daerah itu menyediakan layanan konsultasi khusus.
Bagi pasien berstatus calon legislatif (caleg) yang mengalami depresi atau gangguan kejiwaan.
Agar tidak terjadi perilaku yang merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungan.
Itu sudah masuk standar pelayanan minimal fasilitas kesehatan, pelayanan untuk orang dengan gangguan jiwa.
Bahkan di Puskesmas sudah disiapkan obat serta tenaga medis dan dokter yang sudah terlatih untuk penanganan.
Seluruh Puskesmas di Kabupaten Bekasi sudah siap memberikan pelayanan konsultasi meski tidak menyediakan ruang khusus bagi caleg gagal.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supriadinata di Cikarang, Ahad (29/10/2023).
Pihaknya juga menyediakan layanan rujukan apabila gangguan kejiwaan calon wakil rakyat tersebut tidak sembuh di puskesmas.
Rujukan dilakukan secara berjenjang tergantung tingkat penyakit yang diderita oleh pasien.
Yaitu mulai dari rumah sakit disekitar lokasi hingga ke RSUD Kabupaten Bekasi.
Selain itu Dinas Kesehatan juga telah menyiagakan dua orang dokter spesialis kejiwaan.
“Tapi kalau memang harus dirawat, kita sudah siapkan rujukan lanjutan ke rumah sakit yang ada di Grogol atau Bogor yang sudah memiliki ruangan khusus pasien gangguan kejiwaan,” ujarnya.
Berdasarkan data KPU Kabupaten Bekasi, ada 856 orang bakal calon legislatif.
Terdiri dari 560 laki-laki dan 296 perempuan dan memperebutkan 55 kursi anggota DPRD.
Calon anggota legislatif berkontestasi di ajang pemilu legislatif tanggal 14 Februari 2024.
Jika melihat komposisi tersebut maka dapat dipastikan ada 801 calon yang gagal terpilih.
Untuk menjadi anggota legislative sedangkan biaya politik sudah dikeluarkan.
Kegagalan tersebut berpotensi menyebabkan gangguan kejiwaan baik stres maupun depresi.
Bahkan resikonya lebih parah apabila calon legislatif tidak memiliki mental kuat saat tidak terpilih.
Sumber Berita : republika