Biografi Kartini Dan Riwayat Pembebasan Perempuan Dari Belenggu Adat Yang Tidak Memihak

- Jurnalis

Sabtu, 20 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Peran perempuan sangat dirasakan oleh semua sektor mulai dari pertanian hingga pendidikan rumah tangga.

Perilaku ortodok seringkali menempatkan perempuan kedalam zona ketidakadilan dalam kehidupan sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pelopor yang berperan sebagai pendobrak diperlukan untuk memberikan posisi yang setara antara laki laki dan perempuan.

Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini merupakan tokoh perempuan asal Jepara yang lahir pada 21 April 1879.

Kartini juga keturunan bangsawan sehingga dia mendapat gelar Raden Adjeng disematkan kepadanya.

Kartini anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosoningrat dan M.A Ngasirah, sedangkan Ayah Kartini adalah bupati Jepara saat itu.

Dalam kehidupan keluarga Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara yang hidup dengan rukun.

Kartini berkesempatan untuk sekolah di Europeesche Lagere School (ELS), Berbeda dengan kebanyakan anak pribumi saat itu.

Sekolah tersebut diperuntukkan bagi orang Belanda dan orang Jawa yang kaya. Kemudian Di ELS, Kartini belajar bahasa Belanda.

Namun R.A. Kartini hanya bersekolah sampai usia 12 tahun, karena sudah memasuki masa pingitan.

Pada zaman dahulu kala selalu ada tradisi wanita Jawa harus dipingit dan tinggal di rumah saja.

Baca Juga :  Duta Besar Rusia Untuk Indonesia Berkunjung ke Kemenhan Untuk Melanjutkan Kerjasama Keamanan Negara

Semenjak belajar bahasa Belanda di ESL, R.A Kartini banyak membaca dan menulis dalam bahasa Belanda.

Kartini belajar sendiri membuat dan berkirim surat dengan teman-temannya dari Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon.

Tidak hanya itu Kartini juga membaca banyak buku, surat kabar, dan majalah Eropa.

Faktor itu yang membuat Kartini paham cara berpikir perempuan Eropa yang lebih maju dan bebas dibandingkan perempuan pribumi kala itu.

Buku, surat kabar, dan majalah banyak dibaca membuat dia berpikir untuk memajukan perempuan pribumi.

Perempuan pribumi tertinggal jauh dan memiliki status sosial yang rendah dibandingkan perempuan Belanda.

Dia berpikir bahwa perempuan pribumi harus mendapatkan kesetaraan, persamaan, dan kebebasan.

Posisinya yang saat itu sedang dipingit, membuat dia tidak banyak melakukan gerakan pembebasan.

Namun disatu sisi dia mengirim surat-surat yang ditulisnya menjadi salah satu bentuk perjuangan.

Ia menulis banyak pemikiran terkait gagasan-gagasannya tentang posisi dan emansipasi perempuan.

Kartini menceritakan penderitaan perempuan Jawa yang harus dipingit, tidak bebas menuntut ilmu, dan adat yang mengekang kebebasan perempuan.

Baca Juga :  Habib Rizieq Shihab Bebas Murni, Berikut Penjelasan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI

Akhirnya pada tahun 1903, Kartini menikah dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat bupati Rembang saat itu.

Gelar Raden Adjeng yang dimiliki Kartini berubah menjadi Raden Ayu karena dia sudah menikah.

Kartini ingin melanjutkan cita-citanya memperjuangkan emansipasi, kesetaraan perempuan dan menjadi guru.

Keinginan tersebut direstui suami Kartini yang mendukung dan memberi kebebasan terhadap cita-citanya.

Yakni dengan mendirikan sekolah wanita di timur pintu gerbang perkantoran Rembang.

R.A Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki dengan nama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.

Namun 4 hari setelah melahirkan, Kartini menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan semangat perlawanan.

Tercatat dIa meninggal di usia 25 tahun dan dimakamkan di Desa Bulu, Kab. Rembang.

Berkat semangat dan kegigihan Kartini, pada tahun 1912 berdirilah Sekolah Kartini oleh Yayasan Kartini.

Sekolah ini didirikan oleh keluaraga Van Deventer, dia adalah salah satu tokoh politik etis saat itu.

Sekolah Kartini hanya didirikan di Semarang, tapi kemudian berdiri juga di Surabaya, Yogyakarta, Madiun, Malang, dan daerah lainnya.

 

Berita Terkait

Mobil Buatan PT Pindad Akan Digunakan Oleh Menteri Kabinet Asal Ada Perintah Dari Prabowo
Anggota Kabinet Merah Putih Tiba di Magelang Untuk Mendapat Pembekalan
Hakim Ditangkap Kejaksaan Agung Karena Menvonis Bebas Gregorius Ronald Tannur Terkait Kasus Pembunuhan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2024 Ditandatangani Oleh Presiden Joko Widodo Menjelang Akhir Tugasnya
Berikut Kandidat Dari TNI Yang Disiapkan Untuk Menjadi Ajudan Presiden Prabowo Subianto
Berbagai Perwakilan Negara Sahabat Akan Menghadiri Pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Pengamanan Ketat Dilakukan Demi Terhindar Dari Gangguan
Pergantian Kepemimpinan Pemerintahan Nasional Menjadi Peluang Untuk Memperbaiki Demokrasi
MK Berpesan Agar Masyarakat Turut Aktif Dalam Pembuatan Undang Undang di DPR, Berikut Penjelasannya

Berita Terkait

Senin, 28 Oktober 2024 - 23:17 WIB

Mobil Buatan PT Pindad Akan Digunakan Oleh Menteri Kabinet Asal Ada Perintah Dari Prabowo

Kamis, 24 Oktober 2024 - 16:38 WIB

Anggota Kabinet Merah Putih Tiba di Magelang Untuk Mendapat Pembekalan

Kamis, 24 Oktober 2024 - 16:12 WIB

Hakim Ditangkap Kejaksaan Agung Karena Menvonis Bebas Gregorius Ronald Tannur Terkait Kasus Pembunuhan

Rabu, 23 Oktober 2024 - 13:11 WIB

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2024 Ditandatangani Oleh Presiden Joko Widodo Menjelang Akhir Tugasnya

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 21:56 WIB

Berbagai Perwakilan Negara Sahabat Akan Menghadiri Pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Pengamanan Ketat Dilakukan Demi Terhindar Dari Gangguan

Berita Terbaru