Antarktika Dikunjungi Sekjen PBB Terkait Kondisi Iklim Internasional Yang Semakin Memperihatinkan

- Jurnalis

Senin, 27 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

potret sebagian wilayah Antarktika

potret sebagian wilayah Antarktika

Ada beberapa peristiwa Menjelang pembicaraan iklim internasional.

Antonio Guterres Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengunjungi Antarktika. Jumat, 24 November 2023.

Karena perubahan iklim akibat ulah manusia mencairkan lapisan es yang membeku selama jutaan tahun.

Guterres mengirim pesan “Kita harus bertindak segera.” Disampaikan di sekitar Antarktika.

“Apa yang terjadi di Antarktika tidak hanya terjadi di Antarktika,” ucap Guterres.

Tidak hanya memantulkan sinar matahari dari Bumi, Antarktika juga mengatur iklim planet ini.

karena es dan perairan dinginnya mendorong arus laut yang besar disekitar kita.

Ketika es mencair,akan menaikkan permukaan laut dan mengubah hal-hal seperti salinitas dan habitat hewan laut.

Pada saat Konferensi Penandatangan atau dikenal sebagai COP (Conference of Parties).

Negara-Negara seharusnya berkumpul membuat dan memperkuat komitmen mengatasi perubahan iklim.

Tetapi pertemuan-pertemuan itu nyaris tidak cukup untuk memperlambat emisi.

Yang justru menyebabkan pemanasan global hampir diseluruh dunia.

Guterres melakukan lawatan resmi selama tiga hari ke benua selatan.

Presiden Chile Gabriel Boric mendampingi Guterres ke Pangkalan Angkatan Udara Chile Eduardo Frei di Pulau King George.

Para ilmuwan dan anggota militer Chile bersama Guterres menaiki sebuah kapal.

Untuk mengamati gletser atau lapisan es besar dan burung-burung laut, termasuk penguin.

Guterres menggambarkan COP28, yang akan digelar pekan depan di Dubai.

Sebagai kesempatan negara-negara untuk memutuskan pengurangan bertahap bahan bakar fosil.

Untuk mencegah agar suhu bumi tidak memanas 1,5 derajat celcius di atas temperatur sebelum masa industry.

Ilmuwan menganggap hal ini sebagai demarkasi penting untuk menghindari perubahan iklim yang berdampak buruk bagi jutaan orang.

Sejauh ini pengurangan konsumsi itu belum menjadi kesepakatan dari sejumlah konferensi itu.

Karena pengaruh perusahaan-perusahaan dan negara produsen penghasil bahan bakar fosil masih kuat.

Baca Juga :  Tetangga Indonesia Mengalami Perang Saudara dan Serangan Senjata Tidak Bisa Dicegah

Guterres mengatakan konferensi COP28 juga memberi kesempatan kepada Negara-Negara.

Untuk berkomitmen menambah proyek-proyek energi terbarukan dan memperbaiki efisiensi jaringan listrik dan teknologi yang masih ada.

Sultan al-jaber, kepala perusahaan minyak nasional Abu Dhabi National Oil Co menjadi Presiden pembicaraan pada tahun ini.

Sekjen PBB mengatakan kaitan antara al-Jaber dan sektor migas memberinya sebuah tanggung jawab yang lebih besar.

Demi mendorong industri bahan bakar fosil agar menggelontorkan lebih banyak investasi energi bersih.

Paus Fransiskus akan menjadi paus pertama yang menghadiri konferensi iklim PBB.

Guterres mengatakan dia “sangat penuh harapan” bahwa kehadiran paus akan memberi pesan kepada para pemimpin bahwa.

“Merupakan keharusan moral untuk menempatkan aksi iklim sebagai prioritas mutlak dan melakukan segala hal yang diperlukan untuk beralih dari jalur bunuh diri seperti yang kita alami saat ini.”

Karena perubahan iklim akibat ulah manusia mencairkan lapisan es yang membeku selama jutaan tahun.

Guterres mengirim pesan “Kita harus bertindak segera.” Disampaikan di sekitar Antarktika.

“Apa yang terjadi di Antarktika tidak hanya terjadi di Antarktika,” ucap Guterres.

Tidak hanya memantulkan sinar matahari dari Bumi, Antarktika juga mengatur iklim planet ini.

karena es dan perairan dinginnya mendorong arus laut yang besar disekitar kita.

Ketika es mencair,akan menaikkan permukaan laut dan mengubah hal-hal seperti salinitas dan habitat hewan laut.

Pada saat Konferensi Penandatangan atau dikenal sebagai COP (Conference of Parties).

Negara-Negara seharusnya berkumpul membuat dan memperkuat komitmen mengatasi perubahan iklim.

Tetapi pertemuan-pertemuan itu nyaris tidak cukup untuk memperlambat emisi.

Yang justru menyebabkan pemanasan global hampir diseluruh dunia.

Baca Juga :  Sabun Indonesia Dijadikan Souvenir Di Mesir Meskipun Bersaing Dengan Produk Eropa

Guterres melakukan lawatan resmi selama tiga hari ke benua selatan.

Presiden Chile Gabriel Boric mendampingi Guterres ke Pangkalan Angkatan Udara Chile Eduardo Frei di Pulau King George.

Para ilmuwan dan anggota militer Chile bersama Guterres menaiki sebuah kapal.

Untuk mengamati gletser atau lapisan es besar dan burung-burung laut, termasuk penguin.

Guterres menggambarkan COP28, yang akan digelar pekan depan di Dubai.

Sebagai kesempatan negara-negara untuk memutuskan pengurangan bertahap bahan bakar fosil.

Untuk mencegah agar suhu bumi tidak memanas 1,5 derajat celcius di atas temperatur sebelum masa industry.

Ilmuwan menganggap hal ini sebagai demarkasi penting untuk menghindari perubahan iklim yang berdampak buruk bagi jutaan orang.

Sejauh ini pengurangan konsumsi itu belum menjadi kesepakatan dari sejumlah konferensi itu.

Karena pengaruh perusahaan-perusahaan dan negara produsen penghasil bahan bakar fosil masih kuat.

Guterres mengatakan konferensi COP28 juga memberi kesempatan kepada Negara-Negara.

Untuk berkomitmen menambah proyek-proyek energi terbarukan dan memperbaiki efisiensi jaringan listrik dan teknologi yang masih ada.

Sultan al-jaber, kepala perusahaan minyak nasional Abu Dhabi National Oil Co menjadi Presiden pembicaraan pada tahun ini.

Sekjen PBB mengatakan kaitan antara al-Jaber dan sektor migas memberinya sebuah tanggung jawab yang lebih besar.

Demi mendorong industri bahan bakar fosil agar menggelontorkan lebih banyak investasi energi bersih.

Paus Fransiskus akan menjadi paus pertama yang menghadiri konferensi iklim PBB.

Guterres mengatakan dia “sangat penuh harapan” bahwa kehadiran paus akan memberi pesan kepada para pemimpin bahwa.

“Merupakan keharusan moral untuk menempatkan aksi iklim sebagai prioritas mutlak dan melakukan segala hal yang diperlukan untuk beralih dari jalur bunuh diri seperti yang kita alami saat ini.”

Sumber Berita : VOA

Berita Terkait

Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik
IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur
Imperialisme Serial ke 5, Perang dan Masa Depan Dunia
Imperialisme Serial keempat, Pergerakan Imperialis dan Kapitalis Dalam Rangka Meningkatkan Kekayaan
Imperialisme Serial Ketiga, Doktrin Yang Dianggap Mewakili Kebenaran dan Kebaikan
IMPERIALISME Serial kedua, Pemerintahan Jatuh ke Genggaman Sebuah Kekuasaan Baru Yang Bernama REZIM THEOKRASI  
Teuku Markam,The  Indonesian Wealthy Richie In Soeharto’s Era Who Contributed 30 Kilograms Of Monas Gold Had Ended Tragically In His Life
Amerika Berencana Keluar Dari WHO Karena Dianggap Membayar Lebih Tinggi Jika Dibanding China, Berikut Pernyataan Trump

Berita Terkait

Rabu, 12 Maret 2025 - 22:39 WIB

Imperialisme Serial ke 7, Judi Imperialis Kapitalis Monoistik

Selasa, 11 Maret 2025 - 21:08 WIB

IMPERIALISME Serial Keenam, IMPERIALISME Telah Memasuki Fase Historis Baru Yang Bernama Imperialisme Terstruktur

Senin, 10 Maret 2025 - 21:11 WIB

Imperialisme Serial ke 5, Perang dan Masa Depan Dunia

Jumat, 7 Maret 2025 - 23:02 WIB

Imperialisme Serial keempat, Pergerakan Imperialis dan Kapitalis Dalam Rangka Meningkatkan Kekayaan

Kamis, 6 Maret 2025 - 21:14 WIB

Imperialisme Serial Ketiga, Doktrin Yang Dianggap Mewakili Kebenaran dan Kebaikan

Berita Terbaru

Nasionalis

Potret Moralitas di Indonesia

Selasa, 22 Apr 2025 - 18:00 WIB

Logo Organisasi Kesejahteraan Profesi Galian Seluruh Indonesia (KPGSI)

Pemikiran

Demi Nusa dan Bangsa Untuk Pertama Kalinya Rakyat Harus Bicara

Senin, 21 Apr 2025 - 23:33 WIB